PENTINGNYA MEMBANGUN PERSONAL BRANDING
Oleh: Abdullah Makhrus

Sejenak merenung, kenapa hari ini masih banyak orang mau membeli produk berharga mahal dengan merk atau brand tertentu. Sebut saja satu contoh merk/brand Elzatta pada salah satu kerudung. Kenapa kerudung Elzatta yang begitu-begitu saja kok mahal harganya. Padahal kerudung biasa tanpa merk harganya murah banget. Tapi mau-maunya saya membelikan anak saya kerudung dengan merk itu. Ya… itulah fungsi sebuah Brand atau sebagian orang menyebutnya Merk. 

Kerudung Elzatta dengan tagline PESONA HIJAB INDONESIA rupanya cocok dan nempel di hati anakku waktu aku mengajaknya jalan-jalan memilih kerudung. Membeli produk ini serasa memiliki gengsi tersendiri dan memunculkan pesona bagi pemakainya. Meski harganya dua atau tiga kali lipat dengan bahan yang bisa jadi sama, orang dengan rela hati membelinya.

Begitu pula ketika kita akan membeli makanan seperti burger, maka yang ada di benak kita mungkin burger yang paling enak adalah burger yang dijual oleh McD. Karena brand yang telah terbangun di masyarakat bahwa di McD tempatnya bersih, nyaman dan pelayanannya cepat. 

Bagaimana Dick dan MacDonalds sang pendiri McD meramu konsep produk dan layanan mereka. Semuanya bermula dari penyederhanaan pada menu. Semua outlet burger yang ada pada saat itu hampir menjual banyak hal. Padahal sebagian besar orang hanya membeli burger dan kentang.

Dick dan Mac akhirnya membaca hal itu. Mereka berfokus pada dua menu sederhana ; burger and french fries. Dibungkus dengan kemasan sekali pakai. Dan itu semua menghemat operasional mereka.


Menu yang sedikit akan meringankan beban inventory. Karena yang dijual burger dan kentang, maka persediaan cukup berfokus pada burger dan kentang saja. Perpaduan antara roti, selada, timun, lapisan daging yang lezat. Berbeda jika outlet tersebut menyediakan banyak menu. Akan sangat banyak bahan mentah yang harus mereka persiapkan. Ini berarti uang mengendap bagi bisnis. Ada uang yang menumpuk berbentuk inventory di gudang.

Menu yang sedikit juga memudahkan operasional dapur. Semua karyawannya berfokus untuk membuat burger. Dapur didesain untuk mengahdirkan burger dalam 30 detik saja. Dan itu yang terjadi.

Tidak jauh berbeda saat kita akan ditawari membeli ayam goreng. Apa yang terbersit di pikiran kita? Mungkin akan langsung muncul bayangan enaknya ayam goreng KFC. Mengapa tidak membeli di warung yang lain?. Padahal sebenarnya sama saja dengan ayam goreng lainnya, yaitu ayamnya digoreng dengan tepung, dan rasanya sangat nikmat. 

Yang membedakan dengan yang lain adalah brand cara menyajikan ayamnya. Berbeda dengan warung kaki lima. Pelanggan yang datang di KFC akan dilayani dengan ramah dan penuh senyum. Disajikan di tempat yang bersih, nyaman, bebas lalat. Membuat makannya lebih nikmat. Nah, kalau di kaki lima, yang jual lagi ditagih-tagih hutang, jualannya pelit senyum. Sampai-sampai ada guyonan pengemis modern yang berkata, “Pak…tolong pak… kasihanilah saya pak. Saya sudah tiga hari ngga makan di KFC pak..”. Hehehe…

Ya dengan Brand, kita akan membuat siapa saja rela hati membeli produk kita. Meskipun mahal, tapi setiap orang rindu dan bangga membelinya. 

Begitu pula dengan diri kita. Orang mau mengenal kita sebagai apa tergantung seberapa banyak kita eksis didunia maya seperti saat ini. Pernahkah kita menampilkan karya dalam instagram, facebook, blog atau website pribadi?

Website pribadi merupakan salah satu alat untuk membranding diri, apalagi saat Work From Home(WFH) saat ini. Anda ingin dikenal publik sebagai penulis? cerpenis? pedagang online? atau apapun, maka memiliki website pribadi untuk membangun personal branding nampaknya perlu dilakukan.

Kenapa? karena semua orang satu sama lain terhubung di internet. Orang akan mengenal Anda dan tampak keren sekali jika memiliki website pribadi. Tertarik belajar dan ingin memiliki website atas nama pribadi? 

Yuk langsung klik aja di sini

atau boleh langsung isi data di 



INGAT, SEAT DAN WAKTU TERBATAS!!!