#Pentigraf
Arti Sebuah Nama
Oleh: Abdullah Makhrus
Suprihatiningsih, seorang perempuan tua berusia 71 tahun, hidup dalam kemewahan dunia. Semua kebutuhannya telah berlebih ia cukupi, Bahkan, telah ia siapkan untuk kemakmuran delapan keturunannya jika ia meninggal. Aset perumahan, ruko, dan minimarket bertebaran di banyak titik sebagai investasi masa depan ia telah siapkan saat ia masih menjabat.
Namun, tengah malam itu hatinya berdebar kencang. Bergemuruh seperti deburan ombak di pinggir Pantai Laut Selatan. Perasaan itu muncul ketika tiba-tiba beberapa orang yang tidak ia kenal, berseragam oranye datang bertamu.Tanpa undangan dan tanpa pemberitahuan sebelumnya. Mereka datang mengusik ketenangannya, meskipun tanpa suara teriakan, gertakan, bahkan tanpa membawa senjata tajam yang menakutkan.
Ketakutannya justru muncul saat tamu mengutarakan satu pertanyaan, "Kolam ikan yang Emak bangun seharga 1 Miliar, dananya dari mana. Kok ngga ada ikannya?". Sorot matanya tajam membelalak, tubuhnya tak bergeming, dan tak keluar satu pun kata-kata dari bibirnya. Ia tak kuasa menjawab. Kelumpuhan yang kini sudah merambah bagian bibirnya telah merenggut kelihaiannya berargumentasi seperti saat ia menjabat sebagai kepala desa. Pikirannya membubung ke langit. Bayangan menginap di tempat pengap dengan jeruji besi, membuat kelumpuhan makin menjalar cepat ke seluruh tubuhnya. Ia terus merenungi, kenapa orang tuanya memberi nama yang membuat nasibnya serupa dengan kondisi di masa tuanya.
0 Comments