Oleh: Abdullah Makhrus
Ada yang kenal dengan aplikasi Gojek atau Grab? Ya, setiap orang yang memiliki gawai alias _mobile phone_ pasti sudah mengenal aplikasi tersebut. Meskipun saya bukan marketingnya ya...Hahaha.. Tapi kita akan sedikit belajar dari ketiganya. Semoga ulasan kecil ini akan sedikit membawa hal baru buat kita .
Ketika Kita menggunakan salah satu aplikasi transportasi diatas, maka Kita akan masuk ke dalam menu dimana Kita harus menentukan tujuan dan lokasi Kita saat ini ada dimana. Setelah itu akan ditunjukkan secara otomatis peta atau jalur perjalanannya, waktu tempuhnya, dan total biaya yang harus Kita keluarkan untuk mencapai kesana.
Sesederhana itu aplikasi transportasi online dibuat, namun aplikasi itu sangat memberi solusi yang luar biasa bagi kita yang tidak mau repot mencari kendaraan untuk mengantarkan kita ke tujuan. Nah, coba perhatikan. Dari penerapan aplikasi itu, pelajaran apa yang bisa kita terapkan dalam kehidupan?
*Pertama, MENENTUKAN TUJUAN, "MAU KEMANA?"*.
Ya, kita mau kemana? Ini lebih mirip kita refleksikan dalam hidup kita . Kita mau kemana setelah kehidupan ini? . Mau ke surga atau ke neraka?. Jika mau ke surga, jurusan mana? Firdaus, 'Adn, Naim?. Jika hingga hari ini masih belum jelas sudah saatnya menentukan tujuan kita sekarang juga.
Karena, jika tujuan hidup kita setelah kehidupan hingga hari ini saja masih tidak jelas, maka bagaimana mungkin kita mendapatkan jalur perjalanannya dalam arti kita akan melewati jalan apa saja yang yang bisa kita tempuh untuk menuju surga?
Waktu tempuhnya, berapa lama perjalanan kita untuk sampai ke surga. Cukupkah waktu Kita untuk beramal didunia ini?. Sudahkah Kita ketahui apa saja yang menjadikan waktu perjalanan hidup didunia ini menjadi berkah dan bernilai ibadah?.
Informasi yang akan kita dapat setelah itu adalah total biaya yang harus kita keluarkan untuk mencapai kesana. Nah, tahukah kita berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk sampai ke surga?. Menurut Anda, mahal atau murah?.
Sederhananya, mari kita buat perbandingan. Jika kita akan ke Jakarta, kendaraan apa yang paling nyaman?. Pesawat. Betul, pesawat adalah kendaraan yang paling nyaman untuk melakukan perjalanan. Tahukah kita biayanya?. Tentu akan lebih mahal kan, karenanya kita harus bekerja lebih keras untuk bisa menutupi biaya tersebut.
Ambilah saja perkiraan biayanya Rp.540.000 untuk sekali perjalanan yang ditempuh dalam waktu kurang lebih satu jam. Biaya yang cukup besar untuk perjalanan yang cukup singkat. Nah, mari sedikit merenung. Jika perjalanan sesingkat itu kita harus merogoh kocek yang cukup dalam dan bekerja keras. Maka perjalanan kita ke akhirat tentu secara logika memerlukan biaya dan usaha yang jauuuuuuuh lebih besar.
*Kedua, POSISI SEKARANG, "ADA DIMANA?"*
Terus, posisi saat ini kita ada dimana? Setelah menetapkan tujuan, tugas kita berikutnya adalah mencari tahu posisi saat ini ada dimana. Gojek maupun Grab begitu. Jelas. Hidup kita pun semestinya juga berlaku demikian. Mesti dan harus jelas.
Katakanlah tadi kita ingin ke surga Firdaus. Pertanyaan selanjutnya, sekarang kita sudah punya amalan andalan apa yang menurut kita dianggap sebagai balasan yang pantas untuk memasuki surga menurut pandangan Allah? Ayo cari, ayo ciptakan, ayo segera lipatgandakan.
Tidak tahu kenapa, saya merasa yakin bahwa secara detail, kita ini masih belum pantas memasuki surgaNya. Karena bisa jadi kita sadar bahwa amaliah kita masih pas-pasan. Kadang diajak ibadah, menggaji islam masih malas-malasan. Benar nggak?, Ngaku aja deh.. Halah, kelihatan kok. Bener, kan? Hahaha.. #sama.saya.juga
Jika sampai detik ini, belum ketahuan juga posisi saat ini amalnya sebanyak apa atau merasa belum cukup amal, ya ayo buruan cepat cari tahu dan berburu amal. Mumpung masih ada kesempatan kita di dunia. Jangan sampai menyesal seperti orang-orang fasiq(kafir) yang digambarkan Allah di dalam Al Quran
_Dan adapun orang-orang yang fasik (kafir) maka tempat mereka adalah jahannam. Setiap kali mereka
hendak keluar daripadanya, mereka dikembalikan ke dalamnya dan dikatakan kepada mereka: "Rasakanlah siksa neraka yang dahulu kamu mendustakannya"_ *(QS As-Sajdah: 20)*
Ketiga, PETA PERJALANAN, "MAU JALAN MANA?"
Kalau kita memesan Gojek, Grab atau Uber biasanya kita langsung diberitahu peta perjalanannya bagaimana dan lewat mana. Tetapi mari kita berada di posisi _driver_ yang tidak hafal jalan, kira-kira apa yang akan kita lakukan? Yes, Kita betul 100%! Mereka pasti Buka Google Map...
Dari situ, kita pun bisa menentukan arahnya mau jalan mana? Mau jalan lancar atau macet? Mau jalan lama atau cepet? Mau belok kiri atau kanan? dst. Nah kehidupanpun demikian. Fleksibel aja, kita bisa milih kok mau jalan gampang atau jalan yang susah. Mau ibadah yang gampang atau yang penuh tantangan sebagaimana Nabi dan para sahabat?. Tentu hasilnya(surganya) akan berbeda level.
Yang mesti kita pastikan itu tujuan kita nanti benar apa tidak ke surga?. Pakai mampir ke neraka dulu atau langsung ke surga?. Nah, jika kita masih kesulitan memilih jalan maka ada peta yang akan membantu kita, yaitu peta kehidupan yang bernama Al Quran, tinggal kita bisa membaca dan memaknai maksudnya atau tidak?.
Jika masih belum terlalu mahir membaca peta tersebut, maka luangkan waktu untuk terus mengaji dan mengkaji islam lebih dalam dan intensif. Jika mencari harta dunia saja kita meluangkan waktu sedemikian rupa, kenapa ketika kita yakin ke akhirat justru tidak ada persiapan sama sekali alias _bondo nekad_?.
Keempat, WAKTU TEMPUH YANG HARUS DIHABISKAN.
Nah, setelah keluar peta perjalanan dan jarak tempuhnya, nanti akan kelihatan waktu tempuhnya berapa lama. Kadang apa yang tertera di aplikasi Gojek,Grab ataupun uber tidak sesuai dengan kenyataan aslinya. Di aplikasi tertera cuma 10 menit, eh nyatanya bisa 15-20 menit, tergantung kondisi dan keramaian jalan.
Maka tugas kita adalah memilih jalan yang sekiranya cepat dan longgar. Atau kalau tidak, kita mesti tahu jalan-jalan pintas agar bisa sampai lebih cepat. Jadi tinggal sampaikan ke _driver_, "Mang, jalan sini aja mang...".
Itulah pentingnya maklumat sabiqoh (pengetahuan sebelumnya) tentang jalan yang akan dilalui. Karena hal ini akan berpengaruh pada waktu tempuh yang akan dihabiskan.
Begitupun dalam menjalani hidup. Kita mesti punya ilmu, karena dengan adanya ilmu akan mempercepat waktu tempuh kita mencapai target yang kita buat. Baca petanya. Jika kita sudah berhasil dan mahir membaca “peta” tersebut kita tinggal menapaki petunjuk itu dengan cara mengamalkannya. Insya Allah pasti akan sampai tempat tujuan yang kita targetkan.
Kelima, BIAYA YANG HARUS DIBAYAR.
Terakhir, pas buka aplikasi transportasi online, tentu akan muncul berapa biaya yang harus kita bayar. Hikmahnya, ya kita mesti bayar harus rela keluar biaya ongkos antar. Tidak bisa gratis. Tidak mungkin dong Kita menyampaikan ke mamang gojeknya, "Mang GRATIS ya mang...". Si mamangnya bilang, "Gundulmu mas!". Hahaha
Dalam kehidupan pun juga begitu. Itulah yang dinamakan investasi amal. Kalau target kita besar, ingin masuk surga Firdaus. Ya siap-siap dong investasi amal kita juga harus besar. Ini mirip seperti pas kita mau ke Surabaya dari Jakarta. Kalau mau cepet, ya naik pesawat, 1 jam nyampe, tapi bayar tiketnya lebih mahal.
"Ah tidak mampu bayar...". Ya sudah, naik kereta aja, biayanya bisa lebih murah dari pesawat, tidak akan kena macet, tapi waktu tempuh 14-15 jam. "Ah tidak ada juga kang uangnya..." Ya sudah sudah, naik bis aja, lebih murah lagi, tapi waktu tempuh lebih lama, karena bisa jadi di jalan ada macet atau sejenisnya. "Ah gak ada juga kang uangnya..." Yaudah, mati aja sana!. Kita ini memang kebanyakan banyak alasan.
Dari uraian di atas, karena perjalanan itu membutuhkan durasi waktu yang sangat lamaaaaa dan biaya yang sangat besaaaar. Ayo mulai bersiap sekarang. Sudah seberapa siap kita untuk melakukan perjalanan yang jelas dan pasti akan kita tempuh?. Jika kita masih bingung dengan cara apa biaya perjalanan kita ke akhirat itu kita dapat. Untungnya, ada kabar gem
bira untuk kita semua. Rasulullah bersabda:
_Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara yaitu: sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh”_ *(HR. Muslim no. 1631)*
Maka selagi ada kesempatan, yuk bersama mengumpulkan bekal yang cukup dengan setidaknya tiga amalan diatas. Karena ketiga amalan itu akan terus mengalir saat kita sudah meninggal sekalipun. Ingat sekali lagi, perjalanan kita ke akhirat sangat panjang dan sangat lama.
Setidaknya ketiga amaliah tersebut semoga mampu menyuplai pasokan energi perjalanan yang membantu mengantarkan kita ke surga dengan nyaman. Dan jangan lupa terus belajar dan memperdalam agama, jangan sampai disibukkan dengan urusan dunia hingga melupakan persiapan amal untuk menuju ke surgaNya. Ingatlah pesan ini,
_“Demi Allah, tidaklah dunia dibandingkan akhirat kecuali seperti seseorang dari kalian mencelupkan jarinya ke laut, maka lihatlah apa yang tersisa di jarinya jika ia keluarkan dari laut?”_ *(HR Muslim no 2868)*
Mari memantaskan diri untuk bersiap memasuki surgaNya dengan amal terbaik kita. Jika mau belajar mengaji Al Qur’an dan memahami maknanya bersama saya silakan, insyaAllah kita akan sama-sama belajar agar Allah menjadikan kita menjadi orang yang lebih baik dari hari-hari sebelumnya. InsyaAllah.


t-seperti-air-laut-dan-jari.html
0 Comments