Oleh: Abdullah
Makhrus
_”Banyak orang ingin bisa menulis tetapi keinginan itu tidak selalu bisa terwujud menjadi kenyataan. Hanya sebagian kecil saja orang yang berhasil mewujudkan keinginan tersebut, sementara sebagian besarnya justru berhenti sebatas sebagai keinginan belaka. Ada juga yang berusaha mewujudkan tetapi kemudian berhenti ketika berhadapan dengan hambatan dan tantangan” (Prof. Dr. Ngainun Naim, S.Ag., M.H.I)
Kemarin malam adalah malam pertama saya. Malam
perdana saat membuka kelas menulis online di kelasonlineku.com/menulis-buku . Ada
hal yang sangat menarik saat berdiskusi dengan peserta kelas menulis di ruang
zoom meting. Saat itu, saya membagikan sharing materi mengangkat judul *Mengapa Saya Harus Menjadi Penulis?*
Ada
banyak sekali pilihan alasan terkuat yang bisa kita pilih sebagai penulis
pemula agar kita tidak kehabisan ”baterai” energi ketika menulis. Ya, setidaknya pilihlah dua atau tiga alasan
terkuat mengapa kita harus menulis.
Ketepatan dalam menemukan *WHY* yang terkuat inilah
yang akan menentukan kita akan terus lanjut menulis atau cukup ”berhenti” di sini
saja. Berhenti karena lelah, tidak bersemangat sembari mengibarkan bendera putih
tanda menyerah pada diri sendiri.
Menurut penuturan
salah satu peserta yaitu Kak Monica Rahmawati asal Surabaya, ia mengungkapkan alasannya menulis adalah untuk
menambah pemasukan dan menaikkan value. Senada dengan apa yang diutarakan oleh Kak
Iin Setyowati bahwa ia ingin berbagi ”hati”
dan ilmu. Harapan
lainnya agar bisa produktif dan tambah income tentunya.😄
Namun, sedikit
berbeda dengan apa yang dikatakan oleh Kak Felli Taira. Ia menuliskan alasan ia
menulis adalah agar menjadi pahala jariyah, perantara dan media dakwah. Sedangkan
menurut kak Anggi Alfanti, alasan menulisnya adalah untuk mengeluarkan apa yang
ada di hati dan kepala, biar tidak terbuang sia sia. Selain itu, ini adalah salah
satu cara mencintai dirinya sendiri.
Bagaimana
dengan pandangan dari peserta lain seperti Kak Juhri? Ia menyampaikan bahwa
alasannya untuk menulis adalah untuk mewakafkan ilmu untuk diri dan orang lain,
menginspirasi pembaca, dan agar bisa tetap dikenang oleh siapapun yang membaca
tulisanya.
Lain lagi
dengan apa yang diutarakan oleh Kak Nilam asal Sidoarjo. Ia menjelaskan bahwa alasan
terkuat menulis buku selain memang karena suka dan hobi menulis, ia berharap agar
bisa bermanfaat untuk orang banyak.
Di samping
itu, ia ingin mengungkap hal-hal yang tak terpikirkan oleh orang lain sehingga tulisan
itu menjadi inspirasi bagi mereka. Kalau toh ternyata dari tulisan itu ia mendapatkan rezeki, maka anggap saja
itu adalah bonus semata.
Sementara itu, Kak
Mubin menyampaikan alasan yang hampir senada dengan Kakak-Kakak sebelumnya. Alasan
terkuatnya untuk menulis adalah karena ia ingin membagikan apa yang dirasa
bermanfaat untuk banyak orang serta ingin menjadi ladang amal jariah baginya.
Menurut saya pribadi, dengan menulis kita akan dapat menghasilkan mesin penghasil pahala jariah yang abadi. Merepost apa yang ditulis oleh @syarbainihamzah. Beliau mengatakan,
”Umur kita pendek, namun dengan menulis, saya tetap bisa 'hidup' dan memberikan pelajaran bagi orang-orang sepeninggal saya, melalui karya-karya.”
Karena itu,
penting bagi siapa saja yang ingin terus menulis. Temukan alasan terkuat Kakak jika
ingin terus menulis. Jika alasan terkuat itu tidak ditemukan, jangan heran kita
akan sulit untuk istikamah menulis. Karena kita tidak mendapatkan energi untuk
mendorong diri sendiri agar berupaya keras menulis.
Kira-kira bolehkah
dishare, apa alasan terkuat Kakak untuk menulis? Silakan tulis di kolom
komentar. Semoga Kakak pun, akan mendapatkan energi dahysat untuk terus
menulis. Bukankah begitu?
*) Abdullah Makhrus adalah trainer menulis di kelasonlineku.com, penulis buku berjudul "1 Pesan 1 Peristiwa" dan "Rahasia 15 Menit Membuat Blog dan Website Pribadi Bagi Pemula". www.abdullahmakhrus.com
0 Comments