Berikut ini kumpulan artikel-artikel yang pernah di tulis oleh Abdullah Makhrus. Selamat menikmati



TERBONGKAR! RAHASIA PROF. Dr. NGAINUN NAIM MENJADI PENULIS PRODUKTIF 
Oleh: Abdullah Makhrus
 
Kopdar Komunitas Rumah Virius Literasi (RVL) pada 22 Oktober 2022 di Balai Besar Guru Penggerak(BBGP) Yogyakarta menjadi event yang sangat menarik bagi saya. Selain menjadi momentum silaturahmi, kegiatan ini dilanjutkan dengan launching buku para penulis sekaligus workshop kepenulisan.

Istimewanya, kegiatan  workshop kepenulisan  ini secara seremonial dibuka oleh Prof. Dr. Nunuk Suryani, M.Pd. Plt. Dirjen GTK Kemdikbudristek. Sedianya beliau akan hadir memberikan sambutan secara offline. Namun karena kondisi kesehatan, sambutan dan arahan beliau dilakukan secara daring. 

Beliau mengatakan merasa senang sekali karena komunitas (RVL) membantu pemerintah membangun budaya literasi di negeri ini. Istimewanya lagi, launching ini disaksikan pula oleh puluhan guru yang berasal dari beragam daerah di Indonesia. Khususnya dari Sulawesi, Jawa Timur, dan Jawa Tengah.

Kegiatan kali ini sungguh menjadi sebuah kebanggaan tersendiri bagi saya. Mengapa? Tentu karena saya bisa ikutan launching bersama karya buku para penulis hebat di negeri ini.

Dua buku saya yang ikut dilaunching adalah buku solo berjudul 1 Pesan 1 Peristiwa. Kedua adalah buku antologi berjudul Kumpulan Artikel Jurnal Mahasiswa MPI UMSIDA 2022 yang saya tulis bersama dengan kawan-kawan saat kuliah S2 di UMSIDA. 


Kegiatan workshop kepenulisan kali ini  yang berisi sesi sharing ilmu super keren tentang menulis secara gratis kepada hadirin. Salah satu materi yang sangat menarik dari narasumber yang sulit saya lupakan  dan akan saya ulas kali ini berasal dari Prof. Dr. Ngainun Naim. 

Beliau mengawali memotivasi kita menulis dengan mengatakan bahwa MENULIS ITU MUDAH. Syaratnya, kita tahu apa yang akan ditulis. Selanjutnya beliau berbagi 8 tips kunci yang bisa menjadi boster bagi kita para penulis pemula. Apa saja rahasianya?

Pertama, NIAT. 
Jika kita tidak punya niat untuk menulis maka tidak ada alasan kuat untuk menulis. Menulis bukan menunggu waktu luang, tapi luangkan waktu untuk menulis. Selama kita masih mempertahankan alasan untuk tidak menulis, maka kita tidak akan mampu menghadirkan energi yang besar untuk memotivasi diri kita sendiri untuk menulis.

Kedua, MINDSET
Buatlah mindset bahwa menulis itu sebenarnya mudah. Tinggal kita mulai saja mengerjakannya. Mindset ini penting ditanamkandalam diri agar dalam praktiknya betul-betul menjadi mudah. 

Apabila mindset ini sudah terinstal dengan baik dalam diri, maka jika suatu saat menghadapi kesulitan, tetap akan ada semangat dan keyakinan untuk menyelesaikannya.

Ketiga, TRADISI MEMBACA
Rasanya memang agak mustahil seseorang bisa menulis jika ia tidak pernah atau jarang membaca. Jika ada hal penting dalam bacaan yang Anda temukan, bisa dicatat untuk menjadi bahan atau kutipan tulisan kita berikutnya.

Keempat, NGEMIL
Menulis bisa dlakukan dengan teknik “ngemil” alias menulis sedikit demi sedikit. Jika hal itu konsisten dilakukan, lama kelamaan bisa menjadi karya buku. 

Kelima, LATIHAN
Kualitas tulisan kita akan sangat  dipengaruhi dari jam terbang alias seberapa sering kita menulis. Seperti bermain bola, makin sering ia berlatih maka ia akan menjadi semakin mahir dalam memainkan bola. Begitu pula dengan menulis.

Keenam, NIKMATI PROSES 
Menulis itu harus dinikmati.  seperti menikmati kuliner kesukaan kita. Jangan sampai menulis itu menambah beban penderitaan karena kita tidak menikmati proses perjalanan saat menulis. 

Ketujuh, DISIPLIN
Para penulis hebat sejauh yang saya kenal rupanya memang memiliki karakter yang hampir sama. Apa itu? Mereka mendisiplinkan diri mereka untuk menulis. Bahkan menulis setiap hari meskipun hanya satu paragraf.

Kedelapan, JANGAN MUDAH MENYERAH
Banyak diantara kita yang punya keinginan untuk bisa menulis, tetapi sayang sekali jika berhenti karena sebatas sebagai keinginan belaka. 

Karena itu penting memegang prinsip sebagaimana quote yang beliau pegang dan diceritakan pada kita.

"Orang yang gigih akan mencapai tujuannya meskipun menggunakan tongkat"

Apakah Anda siap untuk menulis lagi teman?




IMAN AKAN MEMBUAT KITA TENANG

Oleh: Abdullah Makhrus


Pernahkah Anda suatu saat terpaksa harus pulang larut malam? Bagaimana perasaan Anda ketika diantar orang tua? Tenang atau takut? Pasti tenang. Lantas, bagaimana kalau Anda pulang malam dan di tawari diantar orang yang baru ketemu di jalan? Tenang atau khawatir?


Pertanyaan, kenapa ketika jalan sama orang tua jadi tenang sedangkan jalan sama orang baru tidak tenang? “Ya, karena kalau jalan dengan orang tua, kita sudah kenal dan pasti percaya beliau akan melindungi kita ”. Nah, jadi percaya itu seharusnya memunculkan dampak ketenangan.


Seseorang yang mengetahui dan beriman kepada Allah Ar Razzaq (Pemberi Rezeki yang Agung) tidak akan khawatir dengan rezekinya. Kalau mau PPKM level 100 juga tidak masalah. Biasa saja dan tenang, dia mengerti (tidak tahu) bahwa rezeki itu urusan Tuhan, pekerjaan hanyalah wasilah. Apakah dia tidak menjanjikan rezekinya dan tidak akan berubah?


“Dan tidak ada satu makhluk pun yang bergerak (hidup) di bumi melainkan semuanya dijamin oleh Allah untuk rezekinya. Dia tahu di mana dia tinggal dan di mana dia disimpan. Semua (tertulis) dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh). (QS. Hud: 6)


 Akan tetapi beda sikap, jika orang baru tahu ada nama Ar Razzaq, sekedar tahu bahwa ada unen-unen Allah pemberi rezeki, tentu ia tidak akan tenang dan cenderung gelisah manakala ujian ekonomi melandanya.


Bukankan iman itu bermakna percaya, yakin 100% tanpa ragu sedikitpun? Saya pernah mendengar sebuah cerita bahwa ketika seseorang tidak melakukan sesuatu 100% maka hasilnya 0%.  Kok bisa?


Coba kita buat ilustrasi sederhana. Seorang suami menyampaikan pesan kepada istrinya, “Sayangku aku mencintaimu 99%, sedangkan 1% aku berikan pada wanita lain”. Kira-kira apa yang terjadi? Mungkin akan terjadi perang dunia ke empat saat itu juga😊.


Maka sudahkah iman kita terpatri 100% ke Allah? Sudah kenal dan yakin betulkah dengan Allah melalui 99 nama-nama indahnya? Kalau kita masih masih galau menghadapi berbagai ujian dan musibah. Mari lakukan muhasabah. Bisa jadi iman pada Allah masih bermasalah. Sudah siapkah untuk berbenah? 


@BrothersHawkeye



VISI HIDUP YANG MENGGERAKKAN

Oleh: Abdullah Makhrus

 

Jika Anda bertanya kenapa ada orang yang bersemangat dan orang yang sangat bersemangat. Bedanya ada di mana? Saya mencoba menelisik dari kisah tokoh besar yang telah berhasil menurut versi saya dalam hidupnya. Bedanya ternyata ada pada VISI.

 

Jemy V Convido dalam tulisannya berjudul “Kekuatan Visi” memberikan analogi cerita tentang seorang mandor sedang memeriksa tiga orang tukang bangunan yang sedang bekerja. Ia mengajukan pertanyaan yang sama, “Pak, apa yang sedang Bapak kerjakan?”, Lalu apa jawaban mereka?

 

Pengrajin pertama: "Saya sedang meletakkan batu bata dari Den."

Tukang kedua: “Saya sedang membangun sebuah tembok.”

Tukang ketiga: “Saya sedang membangun sebuah rumah yang sangat indah.”

 

Kira-kira, yang semangat bekerjanya tertinggi dan hasil bangunannya paling bagus yang mana? Tentu tukang yang ketiga kan? Itulah efek dari perbedaan visi  di antara mereka.

 

Maka, membuat visi hidup baik pribadi maupun perusahaan haruslah kuat. Sehingga hadir gairah dan semangat yang hebat. Jangan lupa libatkan urusan akhirat saat membuat. Agar hidupmu makin selamat

 

Dalam sejarah perjuangan Islam, kita juga mendengar kisah Utbah bin Rabi'ah seorang tokoh Quraisy yang memohon kepada  Nabi  SAW untuk berhenti berdakwah sambil menawarkan harta dan jabatan.

 

Namun, Rasulullah dengan sebuah visi yang sangat kuat  mampu menepis godaan dan justru menegaskan kepada Utbah, dengan memberikan sebuah pernyataan:

 

_''Wahai pamanku, demi Allah, andaikan mereka meletakkan matahari di tangan kananku dan bulan di tangan kiriku, agar aku meninggalkan agama ini, hingga Allah memenangkannya atau aku ikut binasa karenanya, maka aku tidak akan meninggalkannya.''_

 

Ada cara detail yang bisa Anda baca di buku berjudul “Tuhan Inilah Proposal Hidupku” untuk membuat visi.  Melalui buku ini Jamil Azzaini sang penulis memberi peta jalan bagi pembaca dalam meraih keberhasilan hidup dengan membuat visi hidup berorientasi akhirat.

 

Dari buki ini pula saya mencoba menyusun proposal hidup dengan membuat sebuah Visi, *“Di kehidupan yang abadi nanti, saya ingin memeluk Rasulullah. Maka saya akan memantaskan diri dengan berusaha keras membuat tulisan yang menginspirasi satu juta manusia agar mereka semakin dekat dan makin taat pada Tuhannya”

 

Bolehkah saya tahu, apa visi hidup Anda saat ini?

 

 #pengingat bagi diri sendiri

 

Ikuti saya di:
t.me/ceritamotivasi
Fb/IG/YouTube: @abdullahmakhrus
 
NB. Jika mau pesan bukunya bisa saya bantu. Japri saja ya 😊

 

 


*SHOLAT DAN UMUR MANUSIA*

(Catatan refleksi peringatan Isra Miraj 1442H)

 

Oleh: Abdullah Makhrus

 

_Pada 2 Maret 2020, dua warga Kota Depok terkonfirmasi terinfeksi Corona Virus Disease (COVID-19) setelah melakukan kontak dengan rekannya, seorang warga negara (WN) Jepang, yang telah terkonfirmasi positif Covid-19 terlebih dulu. Kini setahun sudah berlalu sejak pertama kalinya Corona Virus Disease (Covid-19) teridentifikasi di Indonesia(Republika, 09/03/2021)_

 

Ternyata sudah lewat setahun Covid-19 telah melanda negeri ini. Tidak terasa waktu begitu cepat rasanya berlalu. Nampaknya memang waktu ini berlalu begitu cepat. Merefleksi kejadian cepatnya waktu berjalan ini hampir senada dengan cepatnya waktu kejadian Isra Miraj Nabi Muhammad SAW.

 

Ada satu artikel yang menarik yang saya baca berjudul ” Isra Miraj, Perjalanan Keluar dari Dimensi Ruang dan Waktu”(Republika, 21/3/2020) menarik untuk menjadi referensi perbedaan sisi pandang antara ruang dan waktu kisah perjalanan Nabi Muhammad SAW pada peristiwa itu.

 

Kali ini penulis mencoba menghubungkan. Jika saja perjalanan Isra Miraj menggunakan dimensi waktu akhirat sangat berbeda jika dibandingkan dengan hitungan waktu waktu dunia. 

 

Mari kita lihat, ketika Allah SWT berfirman, “Para malaikat dan Jibril naik (menghadap) Allah pada hari yang lima puluh ribu tahun” (QS. alMa'arij: 4).

Dalam penjelasan hadits yang berkaitan dengan perbandingan kali ini, kita dapat membaca apa yang diriwayatkan dari Abu Hurairah ra mengatakan bahwa Rasulullah saw. dikatakan,


_"Tidak ada seorang pemilik tabungan yang tidak menunaikan haknya (mencabut hak hartanya untuk dizakati) kecuali Allah akan menjadikannya piring-piring timah yang dipanaskan di neraka._

_Kemudian kening dan dahi serta punggungnya disetrika dengannya, hingga Allah SWT berkenan menetapkan keputusan di antara hamba-hambaNya, *pada hari yang lamanya mencapai lima puluh ribu tahun yang kalian perhitungkan (berdasarkan tahun dunia).* (Baru) setelah itu ia akan melihat jalannya, mungkin ke surga dan mungkin juga ke neraka.”_ *(HR Ahmad)*

 

Ilustrasi secara hitungan matematis menurut keterangan ayat di atas bisa kita pelajari misalkan kita mengambil kisaran umur umat islam berdasarkan acuan hadis sebagi berikut.

 

_“Rata-rata umat nabi Muhammad rata-rata 60 tahun. Umur-umur umatku antara 60 hingga 70 tahun, dan sedikit orang yg bisa melampaui umur tersebut”_ *(HR. Ibnu Majah: 4236)*

 

Andaikan manusia diberi usia 70 tahun, saat dikonversi dengan dimensi waktu akhirat maka waktu dunia selama puluhan itu hanya terjadi 0.0014 hari atau 2 menit 1 detik saja. Dari sini bisa kita coba uraikan ketika Allah menyampaikan pesan Alquran:

 

_Maha Suci (Allah) yang telah memimpin hamba-Nya (Muhammad) di malam hari dari Masjidilharam ke Masjidil Aqsa..."_ (QS. Al-Isra: 1)

 

Artinya dimensi waktu akhirat yang dialami Rasulullah saat Isra Miraj itu sama halnya Rasulullah bisa melakukan aktivitas selama puluhan bahkan ratusan tahun jika menggunakan waktu di dunia.

 

Karenanya, jangan heran ketika Allah dengan waktu yang sangat singkat memperjalankan Rasulullah dalam peristiwa Isra Miraj bisa hadir di Masjid Al-Aqsha.

 

Beliau dapat menceritakan secara rinci gambaran tentang Masjid Al-Aqsha, tentang kafilah yang masih dalam perjalanan, menembus masa lalu dengan menemui beberapa Nabi. Maka peristiwa itu tidak menjadi hal yang mustahil.

 

Oke, kembali pada pandangan tentang usia manusia. Apakah secara keseluruhan umur ini kita gunakan untuk ibadah kepada Allah? Andaikan kita diberikan umur 60 tahun, ternyata tidak semua kita gunakan untuk ibadah.Menurut riwayat hadis dijelaskan bahwa:

 

_”Pena catatan amal itu diangkat (tidak dicatat amalnya, pen.), untuk tiga orang: orang gila sampai dia sadar, orang yang tidur sampai dia bangun, dan anak kecil sampai dia baligh.”_ *(HR. Nasai, Abu Daud , Turmudzi)*

 
Maka umur tersebut harus dikurangi dengan usia anak-anak hingga baligh, dan rata-rata 8 jam tidur manusia. Maka sisa umur efektif manusia beramal sesungguhnya hanya kurang lebih 30 tahun saja.

 

Ambil contoh lebih dekat, berapa durasi seseorang melakukan ibadah sholat sebagai bagian ibadah menyembah Allah secara langsung? Jika sholat sehari lima kali dengan durasi 5 menit setiap sholatnya.

 

Maka dalam sehari waktu sholat kita hanya 25 menit. Dalam satu bulan kurang lebih 12,5 jam atau sekitar ½ hari. Sedangkan sepanjang hidup kita maka Aktivitas tersebut kurang lebih hanya 187,5 hari. Sangat Jauh dibandingkan keseluruhan aktivitas hidup kita.

 

Mari kita simak apa yang dikatakan Abu Hurairah  radhiyallahu 'anhu. Dia  berkata, Rasulullah  , semoga Allah memberkati dia dan memberinya  kedamaian, berkata,

 

_“Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab pada seorang hamba pada hari kiamat adalah sholatnya. Maka, jika sholatnya baik, sungguh ia telah beruntung dan berhasil._

_Dan jika shalatnya batal, sesungguhnya ia telah gagal dan tersesat. Jika kurang dari shalat wajib, maka Allah Ta'ala berfirman, 'Lihatlah apakah hamba-Ku memiliki shalat sunnah.' Maka yang kurang dari shalat wajib itu sempurna. Begitu juga dengan segala amalnya ."_ *(HR. Tirmidzi, An-Nasa'i)*

 

Maka, sholat menurut pandangan saya ibarat tiket masuk ke sebuah gedung bioskop. Petugas penjaga gedung akan mempersilakan kita masuk jika kita memiliki tiket sebagai prasarat pertama untuk bisa menikmati video di layar bioskop.

 

Jika engkau tidak memiliki tiket, mana bisa memasuki gedung tersebut. Karena itu janganlah engkau mudah meninggalkan sholat atau membiarkan anak-anak kita meninggalkan sholat. Karena sungguh itu ibadah yang paling ringan dari ibadah lainnya.

 

Jika Anda masih menganggapnya berat, maka renungkan kembali betapa banyak nikmat yang Tuhan berikan kepada Anda. Betapa mahal dan mahalnya udara yang telah Tuhan sediakan dan yang telah engkau hirup selama ini.

 

Lihatlah saudaramu yang berjuang bersusah payah saat menghiruppnya dan harus membayar pula saat di ruang IGD. Masihkah kita bermalas-malasan untuk sholat dan ibadah lainnya?

 

Nikmat Tuhanmu yang manakah yang akan kamu dustakan?

 

*"Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?"*

 

 

Ikuti saya di:

t.me/ceritamotivasi

Fb/IG/YouTube: @abdullahmakhrus

www.abdullahmakhrus.com

 

 

Sidoarjo,11/3/2021

 



Menemukan Motivator Terbaik
OLEH ABDULLAH MAKHRUS




Tahukah Anda, siapa sesungguhnya motivator terbaik dalam hidup kita?
Pernahkah dalam hidup kita mengalami patah semangat? Lesu dan tak bertenaga melakukan aktivitas apa pun? Jika ya, itu pertanda kita sedang mengalami kehilangan motivasi hidup.
Banyak cara bisa dilakukan untuk memotivasi diri. Ada yang membaca buku atau artikel. Menonton tayangan televisi ataupun Youtube dari seorang motivator. Bahkan, rela mengeluarkan biaya besar untuk mengikuti pelatihan motivasi.
Tahukah Anda, siapa sesungguhnya motivator terhebat dan terbaik dalam hidup kita? Yuk simak hadis Rasulullah Muhammad SAW berikut.
 
Diriwayatkan oleh Ibnu Umar RA, “Manusia yang paling utama adalah manusia yang paling baik akhlaknya. Manusia yang cerdas adalah orang yang paling banyak mengingat kematian dan paling baik dalam mempersiapkan bekal untuk menghadapi kehidupan setelah kematian. Mereka adalah orang-orang berakal.”

Dari hadis di atas kita telah menemukan motivator terbaik dalam hidup kita. Dia adalah kematian. Coba bayangkan, andaikan kita mendapatkan informasi dari dokter bahwa akan mati besok pagi setelah Subuh. Apa yang akan kita lakukan malam ini? Masih mau melanjutkan pekerjaan? Dugem atau maksiat? Korupsi dana rakyat?

Saya meyakini jika seseorang menyadari akan segera menemui kematian, ia tidak akan berani bermaksiat. Ia hanya akan fokus ibadah dan menambah amal kebaikan. Bahkan, jika punya harta saat itu, ia pun akan sedekahkan dengan segera.

Termasuk dalam perkara shalat. Pada bulan Rajab seperti saat ini saat semua orang memperingati peristiwa Isra’ Miraj. Semua ustaz dan kiai mengingatkan sejarah dan hikmah shalat. Hanya saja, masih ada umat yang bahkan dengan sadar mudah meninggalkannya.

Hanya kematianlah satu-satunya motivator yang mampu membuat seseorang mau mengerjakan dan tidak akan meninggalkan shalat. Ia harus menghadirkan dalam benak pikirannya setiap saat. Andaikan ini adalah shalat terakhirku, relakah aku meninggalkannya?

Bahkan, ketika ia terbangun pada tengah malam. Saat dia menyadari dan membayangkan sebentar lagi akan meninggal, ia pasti akan shalat Tahajud. Meskipun ini amalan sunah, yang kebanyakan orang meninggalkannya.

Disadari atau tidak, mengingat kematian adalah senjata paling ampuh agar kita senantiasa bersemangat melakukan ibadah dan kebaikan lainnya. Termasuk mencegah terjadinya aktivitas kemaksiatan, baik terang-terangan maupun sembunyi. Karena, sejatinya kita menyadari di mana pun Allah melihat kita.

Kematian yang jadwalnya masih dirahasiakan hendaknya mengingatkan kita agar senantiasa siap setiap saat. Dengan amal ibadah dan kebaikan yang terbaik secara istiqamah meskipun sedikit. Bukan sekadar mengerjakan amal terbanyak, melainkan hanya dilakukan sekali dan meninggalkan amalan itu setelahnya. 

Ingatlah pesan cinta Allah dalam firman-Nya, “Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa, Maha Pengampun.” (QS al-Mulk: 2).

Uraian di atas semoga selalu menjadi pengingat bagi kita. Sudahkah Anda menemukan siapa motivator terbaikmu kawan?

https://www.republika.id/posts/14448/menemukan-motivator-terbaik


INSPIRASI DARI SILATURAHMI
Oleh: Abdullah Makhrus



Kemarin sore (5/3/2021) adalah waktu istimewa bagi saya bersama guru bisnis saya Mas Aji bisa bertemu dan silaturahmi dengan Kak Budi Suryanto. Mengapa? karena Allah takdirkan bisa bertemu dan menggali ilmu pada seorang sahabat yang luar biasa. Saya mengenal beliau pertama kali di komunitas Wirausaha Muslim. 

Setelah mencoba mengulik profil beliau di website pribadinya di https://budisuryanto.com ketemulah data beliau sebagai berikut: 

Budi Suryanto menerapkan entrepreneurial mindset selama 18 tahun berkiprah di PT HM Sampoerna Tbk. Mengawali karirnya sebagai Information System Officer, digerakkan oleh visi pribadi untuk “Hidup harus berPRESTASI dan meninggalkan PRASASTI untuk memberi INSPIRASI”, menjadi corporate entrepreneur dan berangsur dipercaya pada amanah penting seperti Trade & Cycle Manager dan Manager Marketing.

Di tepat usia 40 tahun, memenuhi janjinya pada diri sendiri untuk resign dan menjadi entrepreneur. Merintis beberapa usaha dari nol dan melakukan akuisisi beberapa bisnis. “Passion saya adalah berbagi dengan sesama dan mengembangkan orang untuk mencapai potensi mereka yang sesungguhnya”

Sungguh menjadi kehormatan bagi saya bisa bersilaturahmi dan mendengar banyak kisah inspirasi dari beliau. Menurutnya, dalam prinsip hidup seseorang harus membuat roadmap . Saya menyebutnya proposal hidup sebagaimana yang saya baca dalam buku seorang motivator bernama Jamil Az Zaini.

Beliau banyak bercerita bagaimana perjalanan karir hidupnya dari mulai “Nol kilometer” saat meniti karir. Berusaha mengajukan hingga tiga kali resign dan sempat ditolak oleh pimpinan perusahaan besar yang telah menempanya menunjukkan perusahaan yang begitu membutuhkan peran pentingnya. 

Namun, roadmap atau peta jalan yang merupakan rencana kerja rinci yang menggambarkan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan sudah terpatri dalam dirinya untuk tetap resign. Maka tawaran semewah apapun tak menghalanginya untuk mengundurkan diri dari perusahaan.

Dan karena kejelasan roadmap hidup, konsistensi, serta kerja kerasnya. Kini beliau berhasil membawahi Holding Company yang memiliki lini bisnis di bidang Outsourcing SDM, Industri Garment, Digital Marketing Agency, Empowering Entrepreneur dan Cleaning.

Ada beberapa hal yang menarik dari perbincangan dengan beliau, bahwa untuk bisa mewujudkan impian hidup disamping roadmap hidup. Maka kita harus menghadirkan motivasi yang tinggi dalam diri. Karena jika kita meniru kesuksesan orang lain maka itu hanya sebagai bagian dari inspirasi.

Sedangkan yang bisa melejitkan potensi diri dengan tenaga yang ekstra besar dan mampu menggerakkan diri dalam melakukan perubahan adalah motivasi dari dalam diri sendiri.  Inspirasi dari luar tetap diperlukan namun tidak menjadi hal yang sangat dominan.

Selain itu, agar motivasi kita terjaga kita harus terus memikirkan umat. Mau dibawa kemana kebangkitan umat ini. Jangan sampai kita hanya reaktif dan protes ketika pemerintah membuat kebijakan yang menyulut emosi umat. 

Karena, rupanya musuh umat islam sudah menyiapkan banyak rencana besar agar umat selalu sibuk menyelesaikan masalah-masalah kecil yang sudah diskenariokan. Dari pertemuan itu saya menyimpulkan bahwa kita harus terus memperkuat diri, keluarga, dan masyarakat untuk melakukan perubahan besar. 

Di samping itu, teruslah membuat perencanaan agar sistem kehidupan ini bisa berubah. Agar kondisi umat islam tidak semakin parah . Dengan cara apa? Dengan memperkuat sendi-sendi ekonomi dan dakwah. Sebagaimana Rasulullah datang membangunkan umat dan memimpin peradaban dengan islam.

Jangan berhenti berpuas diri membuat diri sukses sementara membiarkan orang lain terseok-seok mencari jalan suksesnya yang masih buram dan berliku. Karena itu saya ingin mengulang kembali motto yang beliau tuliskan:

Hidup harus berPRESTASI dan meninggalkan PRASASTI untuk memberi INSPIRASI. (Budi Suryanto)

Bukankah ini senada dengan pesan Rasulullah SAW:
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia” (HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni)

Sudahkah kita merencanakan untuk meninggalkan prasasti kehidupan dengan membuat roadmap yang tepat? Jika belum, ayo bersama-sama kita membuatnya. Are you ready?

#berilmusambilberiman #motivasisuprarasional #motivasi #inspirasi
#sdmuhida #wellbeingschool #sekolahramahanak
#igisidoarjo #mendidikanak #matematikakehidupan
@sdmuhida @kpmseikhlasnya @kpmsuprarasional @igi.sidoarjo

Follow me at:
t.me/ceritamotivasi
Fb/IG/YouTube: @abdullahmakhrus
www.abdullahmakhrus.com

Sidoarjo, 6/3/21


 UKURAN SUKSES

Oleh: Abdullah Makhrus


Banyak  orang bertanya tentang rahasia sukses orang lain dalam hidupnya. Bahkan tak jarang mereka terheran-heran, kok bisa ada orang hidupnya bergelimang harta dan kelihatan sukses di mata orang lain.  

 

Sebagai contoh seorang pengusaha sukses di Indonesia yang mendapatkan sebutan Si Anak Singkong atau Chairul Tanjung. Perusahaan yang dikomandani yaitu  PT CT Corpora (dari singkatan Chairul Tanjung Corpora, sebelumnya bernama PT Para Inti Holdindo (Para Group)) atau lebih dikenal dengan nama CT Corp merupakan kelompok perusahaannya yang didirikan sejak tahun 1987.

 

Perusahaan yang dikomandani diantaranya PT Mega Corpora (Mega Corp) , PT Trans Corpora (Trans Corp), PT CT Global ResourcesPT CT Corp Digital Indonesia (CT Corp Digital), CT Arsa Foundation yang masing-masing masih memiliki beberapa unit usaha lagi.

 

Namun tidak banyak yang mempelajari masa kecil Chairul Tanjung yang lahir pada 1962 di Gang kumuh Jakarta, dilalui dengan kesulitan ekonomi. Ayahnya yang usaha yang digeluti ayahnya bangkrut. Hidup dalam kesulitan mengajarkan banyak pelajaran hidup bagi diri Chairul Tanjung.

 

CT memulai bisnis kecil-kecilan dengan mengorganisir teman kuliahnya untuk menitipkan fotokopi modul ajar dari doses untuk membiayai kuliahnya agar tidak meminta uang kuliah lagi pada orang tuanya.

 

Jika mengambil kisah sejarah kehidupan Rasulullah sebagai manusia paling istimewa dan dimuliakan Allah pun tak luput dari perjuangan yang jauh lebih keras. Penganiayaan, berbagai propaganda di dalam dan di luar kota Makkah, dan pemboikotan menjadi bagian cerita yang tidak bisa terlupakan dalam perjalanan sukses dakwah beliau.

 

Kini kita hanya bisa takjub, perjuangan dakwah yang beliau lakukan pada masa lalu yang beliau lakukan mulai dari nol dan tidak mengenal Facebook, Twitter, Youtube, maupun Instagram. Kini berbuah manis dengan jumlah follower setianya yang mencapai 1,59 miliar jiwa.

 

Jumlah muslim diperkirakan akan naik hampir dua kali lipat. Dengan perkiraan mencapai 2,7 miliar muslim pada 2050, ini akan menjadikan 29% penduduk dunia nantinya adalah orang Islam (tirto.id, 6/4/2017).

 

Hampir semua kesuksesan baru bisa dinikmati setelah melewati tantangan dan hambatan yang berhasil diatasi pada masa sulit, di awal pendakian perjuangan. Tidak sekedar yang nampak secara langsung di hadapan kita saat ini.

 

Karena itu saya jadi teringat tulisan artikel Ustaz Misbahul Huda dengan judul *“Nol Kilometer…”* dalam bukunya  *“Mission INI Possible”* pada halaman 51.  

 

“Pada saatnya kelak, Anda akan merasakan kebanggaan yang luar biasa karena pernah mencicipi posisi kilometer nol, mengingat ukuran kepuasan sukses tidak ditentukan oleh seberapa besar kesuksesan itu, tapi lebih banyak diukur dari seberapa jarak tempuh yang pernah dilampauinya, dari langkah pertama hingga menuju kesuksesan itu”

 

Maka, jangan bersedih jika hari ini kita masih mengalami kesulitan hidup. Anggap saja kita sedang akan melewati Nol Kilometer. Ingatlah, pemimpin sejati tidak dilahirkan dari kemudahan, kesenangan, dan kenyamanan. Mereka dibentuk melalui kesukaran, tantangan dan tak jarang air mata.

 

Bagi saya, ukuran kesuksesan sejati di dalam islam bukan diukur seberapa besar harta dunia yang kita kumpulkan. Namun apakah kita berhasil kembali ke kampung akhirat dengan selamat tanpa terhambat. Sebagaimana Firman Allah:

 

_Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang beriman dan berbuat kebajikan, bahwa untuk mereka (disediakan) surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai._

 

_Setiap kali mereka diberi rezeki buah-buahan dari surga, mereka berkata, “Inilah rezeki yang diberikan kepada kami dahulu.” Mereka telah diberi (buah-buahan) yang serupa. Dan di sana mereka (memperoleh) pasangan-pasangan yang suci. Mereka kekal di dalamnya._  (QS.Al-baqarah:25)

 

 Sudah siap melewati jalan terjal menuju kesuksesan dunia dan akhirat hari ini?

 

 

Follow:

t.me/ceritamotivasi

Fb/IG/YouTube: @abdullahmakhrus

www.abdullahmakhrus.com

 Sidoarjo, 5/3/21

                                                       



*Inspirasi Pagi*

**************

 

PERUBAHAN KECIL, HASIL BESAR

Oleh: Abdullah Makhrus

 

Banyak orang menganggap untuk berubah atau dalam bahasa kekinian yaitu hijrah, maka seseorang harus mengubah secara total semua perilaku dalam hidupnya. Sehingga banyak orang tidak mau hijrah untuk karena ia merasa belum siap menjalaninya.

 

Termasuk orang yang ingin meninggalkan kebiasaan hutang di bank, padahal sudah jelas ada ribanya. Atau seseorang yang  ingin berhijab karena ia ingin menutup auratnya dan menghilangkan masa lalu kelamnya. Sementara ia tidak siap diejek oleh kawan lamanya yang tak kunjung mau berubah.

 

Itulah sebagian kecil kesalahpahaman seseorang yang ingin melakukan proses hijrah. Mereka berpikir bahwa untuk bisa melihat hasil perubahan dalam hidupnya mereka harus berubah secara drastis dalam semua pola kebiasaannya. Padahal tidak.

 

Sesuatu yang besar sesungguhnya dimulai dari yang kecil. Sebuah garis terbentuk dari sebuah titik. Sebuah kain terbuat dari sehelai benang yang dirajut secara rapi. Semua dimulai dari sebuah perubahan kecil hingga tercipta hasil yang besar dalam proses yang lama dan berkelanjutan.

 

Ada sebuah ilustrasi yang menarik yang ditulis oleh Suhardi dalam bukunya yang berjudul “IRONMAN, 8 Kekuatan Pembentuk Mental Baja untuk meraih kesuksesan”. Ia mengatakan dengan sebuah perumpamaan sebagai berikut.

 

”Cobalah Anda gambarkan dua garis yang mengapit dan membentuk sudut satu derajat. Satu derajat mungkin terlihat sepele dan terlalu kecil. Tapi jika kedua garis tersebut ditarik makin panjang, maka jarak antara kedua ujungnya akan semakin jauh”

 

Ia kemudian melanjutkan ceritanya, “Dalam dunia penerbangan, kemiringan satu derajat saja sangat berpengaruh besar. Pesawat yang berangkat dari Medan ke Jakarta akan tersasar di Bandung atau Yogyakarta jika terbangnya melenceng satu derajat saja sejak awal.”

 

Karena itu, benarlah pesan Allah dalam sebuah hadis, _"Amalan yang paling dicintai Allah SWT yaitu yang dikerjakan secara terus-menerus walaupun sedikit,"_ (HR. Ahmad dan Muslim) 

 

Karena itu, jangan meremehkan perubahan kecil. Karena kalau kita mau berubah 1% saja dalam hidup setiap hari maka dalam 100 hari insyaAllah kita akan berubah menjadi pribadi yang berbeda 100%. Karena itu jalani dan nikmatilah perubahan, SMALL CHANGE, BIG RESULT.

 

Sudah siap berubah menjadi lebih baik hari ini kawan?

 

Follow me at:

t.me/ceritamotivasi

Fb/IG/YouTube: @abdullahmakhrus

www.abdullahmakhrus.com


Sidoarjo, 03-03-2021 



IBADAH SEBAGAI WUJUD SYUKUR, BUKAN SEKEDAR BEBAS DARI KEWAJIBAN
Oleh: Abdullah Makhrus




Minggu lalu, saya beserta rekan berkesempatan menjenguk seorang sahabat yang sedang diberikan Allah ujian berupa musibah jatuh terpeleset dan berakibat cukup parah.  Kemudian saya ingin mendengar darinya cerita bagaimana kejadian musibah itu terjadi.

Beliau kemudian bercerita, bahwa pada hari itu ia akan memasuki rumahnya karena di luar sedang hujan. Jalan pintu masuk yang biasa dia lewati ternyata licin dan membuat dia terpeleset dan terjatuh. Niat hati ingin berpegangan kayu jendela, ternyata justru malah menghantam kacanya.

Sontak saja kaca pecah berhamburan, tangannya terluka sangat serius hingga harus dilakukan operasi penyambungan urat nadi dan tendon yang putus. Ketika saya tanya, berapa biaya yang harus dikeluaran untuk operasi tersebut. Kemudian ia menjawab, “Biayanya 31.000.000 mas”. “Allahu Akbar…”, ucapku spontan waktu itu.

Beliau pun menambahkan bahwa hasil operasi tidaklah bisa mengembalikan kondisi tangannya kembali utuh dan berfungsi seperti semula. Hal ini terkait sambungan urat tersebut berhubungan dengan gerakan ujung jari. Dampaknya, pada persendian tiga buah jari kanannya yaitu jempol, telunjuk, dan jari tengah masih sulit ia gerakkan dan masih terasa nyeri saat dipaksakan.

Saat itulah kemudian saya teringat akan hadis Rasul, _“Setiap persendian manusia diwajibkan untuk bersedakah setiap harinya mulai matahari terbit. Memisahkan (menyelesaikan perkara) antara dua orang (yang berselisih) adalah sedekah. Menolong seseorang naik ke atas kendaraannya atau mengangkat barang-barangnya ke atas kendaraannya adalah sedekah. Berkata yang baik juga termasuk sedekah. Begitu pula setiap langkah berjalan untuk menunaikan shalat adalah sedekah. Serta menyingkirkan suatu rintangan dari jalan adalah shadaqah ”._ *[HR. Bukhari dan Muslim]*

karena itu, bersyukurlah kita yang masih diberikan nikmat kesehatan. Gunakan untuk melakukan ibadah yang terbaik dan berkelanjutan. Ibadah itu seyogyanya dilakukan sebagai wujud syukur karena nikmat Allah yang masih terus dikucurkan. Nikmat kita bisa menggerakkan semua persendian tanpa kesulitan. 

Dalam ulasan di  Khazanah Ramadhan Republika pada 29 May 2017, Ustaz Bachtiar Nasir mengatakan, “Shalat Tahajud adalah shalat yang paling dianjurkan Rasulullah SAW. Tahajud juga sebagai tanda atau wujud syukur hambanya pada Allah SWT.”

Kisah soal shalat tahajud Rasulullah, pernah diriwayatkan oleh Aisyah RA. Menjelang subuh di Madinah. Aisyah menemukan kaki suaminya, Muhammad SAW, sudah bengkak-bengkak. Manusia maksum itu baru saja menyelesaikan shalat malam sebelas rakaat.

Shalat malam yang dilakukan Rasulullah dikenal panjang. Berdasarkan hadis yang diriwayatkan Abu Abdillah Huzaifah Ibnu Yaman, Rasulullah menghabiskan surah al-Baqarah, Ali Imran, dan an-Nisa dalam shalatnya. Baginda Nabi membacakan surat-surat itu dengan tartil.

Aisyah pun bertanya kepada Rasulullah SAW, mengapa suaminya shalat malam hingga kakinya bengkak. Bukankah Allah SWT telah mengampuni dosa Rasulullah baik yang dulu maupun yang akan datang? Rasulullah menjawab, "Tidak bolehkah aku menjadi seorang hamba yang banyak bersyukur?" (HR Bukhari Muslim)

Karena itu saudaraku, sebagai bentuk muhasabah diri. Marilah mulai hari ini, jadikan ibadah kita bukan lagi sebagai bentuk agar bebas kewajiban. Ataupun sekedar agar mendapatkan pahala besar. Namun, mari kita naikkan levelnya menjadi bagian dari rasa syukur atas karunia nikmat yang luar biasa yang masih Allah karuniakan. Sehingga ibadah akan kita laksanakan dengan ringan tanpa beban.

Sudahkah kita bersyukur dengan cara bersemangat menjalankan ibadah pagi ini kawan?


Follow
t.me/ceritamotivasi
Fb/IG/YouTube: @abdullahmakhrus
www.abdullahmakhrus.com


*Inspirasi Pagi*
************


*NYAMUK TERNYATA BERMANFAAT*

Oleh: Abdullah Makhrus

Dalam sesi mengajar materi rantai makanan di kelas. Seorang guru bertanya pada murid-muridnya. Ia berkata, ”Anak-anak, siapa malam ini yang tidurnya digigit nyamuk?” Hampir semua murid menjawab, “Saya Pak…”. Kemudian sang guru bertanya lagi, “Menurut kalian, nyamuk itu bermanfaat atau tidak?” Sebagian besar murid menjawab, “Tidak Pak…”

Sang guru lalu menjelaskan dengan sebuah analogi sederhana. Ia berkata, “Anak-anak, tahukah kalian sesungguhnya nyamuk diciptakan Allah sangat bermanfaat. Coba ingat-ingatlah. Ada berapa pabrik obat anti nyamuk yang sudah berdiri hari ini. Ada Bay**N, Au***, Va** dll. Dari nyamuk ini, Allah buka ribuan tenaga kerja baru gara-gara nyamuk. Belum lagi berapa cicak yang terselamatkan dengan hadirnya nyamuk”

“Kita juga harus bersyukur, karena Allah ciptakan nyamuk dalam ukuran kecil. Andaikan Allah ciptakan nyamuk seukuran kucing. Apa yang terjadi anak-anak?”, tanya Sang Guru melanjutkan. Kemudian salah satu murid menjawab, “Ya, kita akan berdarah-darah ketika bangun pak. Seperti digigit vampir, ujarnya sambil tertawa terbahak-bahak😂.”

Sang Guru pun berkata, “Betul. Bisa tiap pagi rumah sakit penuh karena banyaknya pasien digigit nyamuk datang ke UGD😂. Nak, ingatlah. Allah pernah menyampaikan pesan cintanya pada kita sebuah ayat Alquran.”

_(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, *tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau,* lindungilah kami dari azab neraka”_ (QS. Ali imran:191)

Kemudian Sang guru bertanya lagi, “Apakah kalian mengerti dan bisa mengambil hikmah dari pelajaran nyamuk dan rantai makanan ini Nak?” Murid-murid mengangguk dan kompak menjawab, “Mengerti Pak Guru….”

#berilmusambilberiman #motivasisuprarasional
#sdmuhida #wellbeingschool #sekolahramahanak
#igisidoarjo #mendidikanak

@sdmuhida @kpmseikhlasnya @kpmsuprarasional @igi.sidoarjo

Follow
t.me/ceritamotivasi
Fb/IG/YouTube: @abdullahmakhrus
www.abdullahmakhrus.com

Sidoarjo, 27/02/2021



MELAKUKAN PERCEPATAN DIRI
Oleh: Abdullah Makhrus




Bisakah kita membandingkan kehidupan pada masa lalu dengan hidup saat ini di era digital? Tentu sangat mudah kita akan memberikan penilaian. Kini, hari demi hari semua keadaan bergerak serba cepat, mudah dan instan.

Bagi anak-anak jaman digital hari ini, internet menjadi kebutuhan primer. Ibarat pepatah, sebagian orang kini mau dan terdorong melakukan sesuatu  karena kebutuhan akan harta, tahta dan kuota.

Masyarakat telah beralih gaya hidup. Kebanyakan menghabiskan waktu di depan gawai atau komputer dibandingkan melakukan aktivitas di luar ruangan. Bahkan hampir semua kebutuhan cukup dipesan melalui aplikasi yang terpasang di gawai tiap orang.

Orang menjadi malas bergerak. Sebagian besar sibuk scroll ke atas lalu ke bawah. Membaca pesan Whatsapp, Facebook, Instagram dan sosial media lainnya. Bahkan sebagian disibukkan dengan memilih produk dengan belanja online di marketplace akibat tergiur berjejalnya iklan setiap detiknya di hadapannya.

Namun, tidak semua memilih aktivitas tersebut. Masih ada sebagian yang betul-betul berupaya menghasilkan karya-karya produktif yang bermanfaat menyelesaikan permasalahan hidup banyak orang. Namun, tentu jumlahnya terlalu kecil jika dibandingkan dengan penghuni bumi ini.

Sebagian orang yang tidak menghasilkan karya selalu beralibi tidak punya bakat, ide, kemampuan, bahkan modal. Semua alasan selalu cocok menjadi kambing hitam atas kemalasannya.  

Padahal, yang kita butuhkan saat ini adalah menemukan alat untuk melakukan percepatan diri. Kecepatan dalam menemukan ide dan mengeksekusinya menjadi karya besar. Sebuah karya yang bermanfaat bagi umat dan menjadi mesin penghasil amal  jariah. 

Alat itu adalah jawaban atas tiga pertanyaan kehidupan yang paling mendasar. Jika kita berhasil menjawabnya, maka kita tidak akan menyia-nyiakan hidup tanpa sbuah amal. Saya menyebutnya dengan singkatan KTP. 

Huruf K yang merupakan singkatan dari kata “Kawitane urip” atau dari mana kehidupan kita berasal? Huruf T mewakili kata “Tujuane urip” bermakna apa tujuan hidup kita? Terakhir, huruf P yang merupakan awal kata “Pungkasane urip” yang berarti akan kemana kita setelah kehidupan berakhir? 

Jika kita berfikir dengan sungguh-sungguh dan berhasil menemukan tiga jawaban atas pertanyaan tersebut. Maka, kita tentu tidak akan menyia-nyiakan waktu berlalu tanpa karya dan amal  besar.  Bukankah setiap yang kita lakukan di dunia ini akan dimintai pertanggungjawaban?

Sebagaimana lirik lagu almarhum Chrisye   yang berjudul Ketika Tangan & Kaki Berkata

Akan datang hari mulut dikunci
Kata tak ada lagi
Akan tiba masa tak ada suara
Dari mulut kita

Berkata tangan kita
Tentang apa yang dilakukannya
Berkata kaki kita
Ke mana saja dia melangkahnya

Tidak tahu kita bila harinya
Tanggung jawab tiba
Rabbana
Tangan kami
Kaki kami…

Semoga kita dimudahkan menjawab semua pertanyaan atas apa yang kita lakukan. Mudah-mudahan setiap detik yang kita lewatkan mampu menorehkan catatan amal kebaikan. Aamiin. InsyaAllah.

Sidoarjo, 18 Februari 2021


APA RAHASIA DI BALIK BANJIR?
Oleh: Abdullah Makhrus




Sekitar Pukul 22.10 kemarin malam tiba-tiba kakak menelpon. Tidak biasa dia menghubungiku larut malam. Saat kuangkat telpon dalam mode video.

Beliau bercerita bahwa di rumah orang tua kami sedang kebanjiran sambil menunjukkan penampakan banjir yang sudah memasuki area dalam rumah. 

Ketinggian banjir yang telah mencapai dada bebek di dalam rumah tentu membuat kalang kabut penghuni rumah. Karena hampir belum pernah kejadian banjir melanda separah ini di rumah kami.

Hampir merata sepertinya air menggenang di jalan masuk menuju rumah. Seolah menjadikan area kampung menjadi kolam renang wisata dadakan.  Kejadian tiba-tiba itu tentu saja membuat heboh warga RT.003 di wilayah kami.

Berbicara tentang banjir, maka tak akan lepas dari upaya mencari penyebab dan solusinya. Jika kita mencari penyebab maka sesungguhnya cuaca tak bisa dijadikan penyebab. Karena hujan terjadi seperti aktivitas rutin tahunan. Namun, mengapa air hujan itu tidak bisa mengalir ke tempatnya berlabuh. Inilah yang kemudian perlu dicari penyebabnya.

Salah satu penyebab yang umum kita dapati adalah mudahnya orang membuang sampah di sungai. Akibatnya tentu bisa ditebak, aliran sungai terhambat hingga akhirnya airpun meluber keluar dari jalur sungai.  Belum lagi akibat keserakahan manusia dalam mengambil kayu di hutan tanpa perhitungan hingga kita kehilangan tempat menyerap turunnya air hujan.

Sedangkan penyebab lain yang tak banyak disadari banyak manusia adalah akibat banyaknya kemaksiatan yang makin merajalela. Bukankah hujan adalah bagian dari makhluk Allah yang diturunkan pada manusia. Ia bisa menjadi rahmat, namun sekaligus menjadi adzab atas kemaksiatan manusia.

Masih ingatkah kisah Kan’an putra Nabi Nuh yang tak mau mengikuti ajaran ayahnya. Ia begitu sombongnya menantang Allah. Bahkan dengan daya pikirnya, ia pergi ke gunung dan dengan yakin ia akan selamat dari bencana banjir yang telah dikabarkan oleh Nabi Nuh. 

Banjir saat ini sesungguhnya telah menunjukkan betapa lemahnya kita di hadapan Sang Penguasa alam raya. Tak layak seorang anak manusia sombong dengan menantang perintahNya. Bukankah telah nyata peringatan Allah kepada manusia.

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

“Telah nampak kerusakan di darat dan di lautan disebabkan karena perbuatan tangan (maksiat) manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)” (QS Ar Ruum:41).

Sebegitu lemah manusia menghadapi banjir di dunia. Banjir semalam mampu membuat ribuan orang bisa terusir dari rumahnya. Ia mengungsi mencari tempat perlindungan.

 Namun, bayangkan dimana kita akan mencari perlindungan saat di hari kiamat? Ingatkah peringatan Rasulullah SAW keadaan seseorang di hari kiamat.

تُدْنَى الشَّمْسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنَ الْخَلْقِ حَتَّى تَكُوْنَ مِنْهُمْ كَمِقْدَارِ مِيْلٍ، قَالَ سُلَيْمُ بْنُ عَامِرٍ : فَوَاللهِ، مَا أَدْرِي مَا يَعْنِي بِالْمِيْلِ أَمَسَافَةَ اْلأَرْضِ أَمْ الْمِيْلَ الَّذِي تُكْتَحَلُ بِهِ الْعَيْنُ، قَالَ : فَيَكُوْنُ النَّاسُ عَلَى قَدْرِ أَعْمَالِهِمْ فِي الْعَرَقِ فَمِنْهُمْ مَنْ يَكُوْنُ إِلَى كَعْبَيْهِ، وَمِنْهُمْ مَنْ يَكُوْنُ إِلَى رُكْبَتَيْهِ، وَمِنْهُمْ مَنْ يَكُوْنُ إِلَى حَقْوَيْهِ، وَمِنْهُمْ مَنْ يُلْجِمُهُ الْعَرَقُ إِلْجَامًا، وَأَشَارَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِيَدِهِ إِلَى فِيْهِ

“Pada hari kiamat, matahari didekatkan jaraknya terhadap makhluk hingga tinggal sejauh satu mil.” 

–Sulaim bin Amir (perawi hadits ini) berkata: “Demi Allah, aku tidak tahu apa yang dimaksud dengan mil. Apakah ukuran jarak perjalanan, atau alat yang dipakai untuk bercelak mata?” 

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sehingga manusia tersiksa dalam keringatnya sesuai dengan kadar amal-amalnya (yakni dosa-dosanya). Di antara mereka ada yang keringatnya sampai kedua mata kakinya. 

Ada yang sampai kedua lututnya, dan ada yang sampai pinggangnya, serta ada yang tenggelam dalam keringatnya.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan isyarat dengan meletakkan tangan ke mulut beliau.” 
(Hadits shahih. Diriwayatkan oleh Muslim, no. 2864)

Saudaraku, bukankah hari ini banjir ini sesungguhnya memberikan banyak peringatan pada kita. Bukankah banjir menjadi "surat cintanya" Allah pada kita agar kita mau kembali padaNya. Tidak cukupkah peringatan ini dikirimkan pada kita? Jika masih belum dengan cara apalagi Allah kirimkan pesan cintaNya? 

Kini renungkan, bukankah pesan banjir ini bermanfaat bagi kita? Masihkah engkau tidak berfikir?


*) Abdullah Makhrus adalah penulis artikel bebas sekaligus penulis buku antologi berjudul _New Class New Soul_

https://www.remajaperubahan.com/2021/02/apa-rahasia-dibalik-banjir.html


*MEMPRAKTEKKAN ILMU SUPRARASIONAL*

_Oleh: Abdullah Makhrus_

 


Sore itu, 3 Februari 2021 pukul 16.00 saya diundang menjadi salah satu peserta diskusi online bersama guru dan relawan suprarasional bersama Bapak Ridwan Hasan Saputra. Beliau sebagai Presiden Direktur Klinik Pendidikan MIPA sekaligus Motivator Suprarasional yang sering mengeluarkan ide yang “tidak biasa.”

 

Ada beberapa hal yang sangat menarik yang perlu saya ceritakan di tulisan ini. Pertama, beliau selalu mengingatkan kami yang hadir pada forum online agar mengetahui bahwa ada hal utama yang lebih penting di dunia ini.

 

Lebih penting daripada sekedar uang/harta benda. Beliau menamakan  hal penting itu dengan istilah tabungan jiwa. Hasil dari sebuah pemikiran ilmu suprarasional.

 

Saya analogikan dengan hal sederhana perkara rezeki. Jika ada seseorang berjualan air dengan jerigen, maka ia mencari rezeki dengan ilmu natural. Jika ada yang berjualan air dengan menggunakan mantra-mantra dukun dan dibayar lebih mahal maka ia menggunakan ilmu supranatural.

 

Jika ada yang berjualan air dengan membuat air kemasan, diberi perasa, menambah ion dan lainnya berdasarkan kajian ilmiah dan dasar ilmu pengetahuan modern.  Maka ia bisa menjualnya dengan harga lebih mahal. Ia mendapatkan rezeki lebih tersebut dengan menggunakan ilmu rasional.

 

Namun, jika ada yang kemudian membeli sumur dan menyedekahkan airnya untuk umat dan ia mendapati pahala yang terus mengalir meski telah meninggal dunia. Maka ia mendapati rezeki berupa amal jariah dan ia mendapatkannya dengan menggunakan ilmu suprarasional.

 

Langkah itulah yang diambil oleh Ustman bin Affan dikala kaum muslimin mengalami kesulitan air pada waktu dakwah islam awal-awal disebarkan. Hingga hari ini, sumur itu terus mengalirkan air dan mengalirkan pahala bagi sahabat Rasul yang mulia ini.

 

Nasehat Pak Ridwan pada sore itu bahwa kita  ini perlu menyiapkan bekal kematian dengan banyak tabungan jiwa dengan beramal salih. Termasuk berbagi uang maupun berbagi ilmu tanpa mengharap imbalan. Cukup ridha Allah saja.

 

Tabungan jiwa ini bisa juga dikumpulkan dengan menjaga ketakwaan pada Allah. Diantaranya dengan melaksanakan salat, puasa, ngaji, zikir, sedekah, membaca Alquran dan ibadah lainnya.

 

Dalam tulisan beliau di buku Karakter Suprarasional Jilid 2, rezeki kita tidak harus berupa harta. Rezeki itu bisa juga berupa ilmu, jabatan dll. Pak Ridwan mengambil contoh dari Nabi Muhammad sebagai teladan umat. Faktanya Rasulullah tidak meninggalkan harta yang banyak kepada keturunannya.

 

Akan tetapi, beliau mewariskan kebaikan (tabungan jiwa) yang luar biasa yang terus bertambah hingga akhir zaman. Bahkan keturunan beliau sampai saat ini banyak yang menjadi orang-orang besar dan dihormati banyak orang.

 

Dengan kita menjaga ketaatan dalam ibadah, maka lambat laun kita akan menjadi kekasihNya. Jika kita sudah menjadi kekasih Allah, maka semua kesulitan akan dihindarkan dari diri kita dan Allah bukakan jalan kemudahan dalam hidup kita.

 

Sebagaimana janji Allah, _Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.”_ (QS. Ath Tholaq: 2-3)

 

Saya tahun ini mendapati pengalaman yang tak terlupakan dan masih saya rasakan hingga saat saya menulis tulisan ini. Ketika kita menggantungkan diri pada makhluk, maka yang kita dapati  hanyalah penderitaan.

 

Namun jika kita menggantungkan segala kesulitan pada Al Khaliq maka semua beban akan terasa ringan. Karena Allah yang Maha Perkasa, sangat ringan bagi Allah mengatasi beban hambaNya.


Dalam dua bulan terakhir ini, saya merasakan gelisah teramat sangat. Ini dikarenakan sumber pemasukan keuangan keluarga berkurang sangat drastis lagi dramatis.

 

Sebelum pandemi, biasanya setelah mengajar di sekolah, saya bekerja lagi dengan memberikan tambahan les pada beberapa siswa.Ada sekitar 25-30 siswa dalam seminggu bisa saya ajari les.  

 

Bahkan saya sempat merekrut dua teman pengajar untuk membantu saya. Alhamdulillah, saat pandemi satu-persatu orang tua siswa minta berhenti les karena takut kondesi pandemi yang makin tidak menentu di Sidoarjo.

 

Pemasukan berkurang, sementara pengeluaran tetap bahkan cenderung terus bertambah. Tanggungan tiga anak dan dua orang tua Kadang membuat kepala saya pening memikirkan bagaimana mencukupinya. Disitu kemudian saya merenung. Apa salah saya?

 

Ternyata, akhirnya saya menyadari akan kesalahan itu. Sepertinya Allah sedang menegur, bahwa selama ini saya bergantung pada gaji baik dari sekolah maupun gaji memberi les tambahan.

 

Saya sadar, bahwa selama ini bukan bergantung pada Allah. Padahal selama ini saya sangat sering membaca Surah Al Ikhlas.

 

قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ. اَللهُ الصَّمَدُ

Katakanlah (Muhammad) ‘Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu’.”(QS. Al Ikhlash:1-2)

 

Bahkan Ibnu ‘Abbas menafsirkan ayat kedua surah Al Ikhlas seperti yang diriwayatkan dalam Tafsir Ibnu Katsir, bahwasanya Allah-lah tempat bergantung semua makhluk dalam segala keperluan dan masalah mereka.

 

Saya lupa, bahwa Allah harusnya sebagai tempat saya bersandar dan meminta pertolongan. Bukan bersandar pada gaji saya selama ini, sehingga saya seolah merasa aman bisa mencukupi segala kebutuhan.

 

Baru, ketika tabungan sudah semakin menipis dan berbagai upaya menambah pemasukan terasa menemui jalan buntu. Saya tersadarkan bahwa masih ada Allah sebagai tempat meminta pertolongan. Astaghfirullah…

 

Dari sini saya mulai berbenah dan mengambil pesan Pak Ridwan. Saya harus mengumpulkan banyak amal dan tabungan jiwa. Karena menurut beliau, ketika tabungan kita cukup, tabungan jiwa itu bisa dikonversi dengan kebutuhan hidup kita dengan jalan berdoa pada Allah.

 

Hingga akhirnya, saya bertekad untuk menambah tabungan jiwa saja. Dengan mengikuti beberapa pelatihan agar Allah angkat derajat dengan ilmu tersebut. Menambah amalan ibadah sunnah, memperbanyak membantu orang, sedekah dengan berbagi ilmu yang saya miliki.

 

Sembari terus berbenah dan menata niat Bismillah niat karena Allah saja, semoga Allah ridho dengan amal kecil ini. Alhamdulillah, di tengah kegalauan saya untuk membayar SPP kuliah S2 yang sudah jatuh tempo dan sudah tak ada tabungan lagi. Tiba-tiba Allah turunkan rezeki dari jalan yang tidak saya sangka-sangka.

 

Kepala sekolah mendekati saya dan meminta saya membuat surat pengajuan beasiswa kuliah ke sekolah. Katanya ada anggaran beasiswa dari sekolah bagi guru yang kuliah S2. Masya Allah…ingin menangis rasanya diri ini. Ternyata Allah itu dekat. Dekaaat sekali.

 

Rupanya pandemi ini menjadi hikmah bagi hidup saya. Hikmah agar saya kembali menjadikan Allah sebagai tempat bergantung, bukan pada makhluknya apalagi bergantung pada sebuah harta benda.

 

Kini, saya bertekad harus lebih banyak menambah tabungan jiwa, karena ada niat besar yang masih belum tercapai. Saya ingin mengumrohkan Bapak saya sebelum beliau meninggal dunia. Semoga tabungan jiwa ini cukup untuk mengantarkan ayahanda bertamu ke Baitullah. Bismillah…

 

 

Sidoarjo, 10/02/2021




*ANAKKU, ANDAI KAU TAHU YANG ADA DI HATI AYAHMU*

_Oleh: Abdullah Makhrus_


Siapa yang tidak kenal dengan Ayahnya? Anda semua pasti tahu betapa berartinya seorang Ayah dalam hidupmu. Bagi seorang anak, tidak banyak yang bisa menceritakan  sosok seorang Ayahnya.  Entah karena seringnya ia dimarahi, nasehat yang tak pernah digubrisnya atau karena ia jarang mau berbicara dengannya.


Sejak sebelum lahir, seorang Ayah sejatinya telah mempersiapkan segala hal, perlengkapan baik pakaian, kamar, nama terbaik buat anaknya ketika nanti lahir. Bahkan rencana Aqiqah anaknya guna menyempurnakan perintah sunnah Nabinya.


Semua Ayah sebenarnya sangat perhatian pada anaknya. Saat kita masih dalam kandungan seorang Ibu pun beliau merancang segalanya agar kelahiran putra/putrinya berjalan lancar. Beliau tidak ingin kita kekurangan satu apapun. 


Membiarkan kita bermain dengan teman-teman sebayanya membuat seorang Ayah merasa anaknya sudah tumbuh lebih aktif  dan belajar berinteraksi. Senyuman bahagia pun tak pernah lepas dari wajahnya. 


Walau tak jarang kita dimarahi saat kita nakal dan tak mengindahkan nasehatnya. Tahukah Anda saat setelah seorang Ayah marah, di kamar beliau akan merasa sangat sedih, karena sesungguhnya seorang Ayah tidak pernah tega memarahi anak kesayangannya. 


Beliau berusaha tegas di depan anak-anaknya agar kita tumbuh menjadi anak yang beretika bisa mengahargai orang tuanya. Marah bukan berarti tak sayang pada anaknya, namun beliau hanya ingin mengajarkan kepada kita bahwa apa yg kita lakukan adalah salah  dan ingin memberi nassehat kebenaran yang kadang tak bisa diterima oleh sang anak.


Bahkan ketika seorang Ayah melarang satu dan lain hal pada anaknya, sebenarnya itu menunjukkan betapa takutnya jika masalah dan musibah akan menghampiri buah hatinya.


Saat anaknya tumbuh menjadi remaja, ayah sangat bahagia. Kebahagiaannya semakin bertambah saat mengetahui anak kesayangannya punya prestasi yang bisa dibanggakan. Saat beliau tahu kita berprestasi ingin rasanya memberikan pelukan hangat dan pertanyaan “Mau hadiah apa ?” Selalu ayah lontarkan sebagai balasan prestasi kita untuk beliau. 


Beliau merasa pekerjaannya yang begitu berat selalu mencari uang terbayar saat melihat prestasi anaknya yang sangat membanggakan dirinya.


Namun entah kenapa ketika sang anak beranjak Remaja, entah benar atau salah, sebagian besar anak ada kecenderungan lebih percaya dengan kawan bermainnya. Ia lebih enjoy curhat dengan temannya dan jarang mengajak ayahnya berbicara. Bahkan nasehat Ayah dianggap angin lalu saja. 


Waktu ayah bersama anaknya sebenarnya begitu singkat. Saat ia pergi bekerja ia jarang bisa berlama-lama bertemu anaknya. Apalagi saat anaknya pamit untuk pergi melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi baik itu ke Pondok Pesantren atau Perguruan Tinggi.


Saat itu ayah mulai merasa akan kesepian karena tidak melihat anaknya setiap hari lagi. Sedih rasanya, tetapi ayah selalu berusaha kuat. Ia tidak pernah menampakkan kesedihan didepan anaknya, seolah ia ingin mengatakan sebarat apapun masalahmu jangan kau mengeluh anakku.


Sampai akhirnya saat kita menemukan pasangan yang tepat dan siap menikah. Saat itulah ayah akan sangat sedih karena beliau tahu sebentar lagi anaknya punya kehidupan sendiri. Akan meninggalkan sang Ayah yang selama ini menyayanginya. 


Resepsi nikah anaknya pasti membuat seorang ayah menangis. Menangis bahagia. Untuk anak laki-lakinya ayah hanya berpesan “jaga keluargamu kelak,jadilah pria tangguh untuk setiap persoalan”. Jika anaknya  perempuan ayah berpesan “tanggung jawab ayah sudah selsai sampai disini. jadilah wanita hebat seperti ibumu. Berbaktilah pada suamimu dan tetap menjadi putri kebanggaan ayah“


Begitulah sosok seorang Ayah yang dengan caranya sendiri menunjukan kasih yang luar biasa sejak saat kita berada dalam kandungan Ibu sampai jelang pernikahan anaknya. Hanya saja sepertinya sang anak tak pernah tahu bagaimana perasaan Ayahnya.


cerita-inspirasi-motivasi, [22.01.21 06:28]

Katahuilah wahai anak, *“Seorang Ayah tidak mencoba jadi yang terbaik tapi beliau hanya mencoba melakukan yang terbaik buat anaknya. Karena beliau berharap ada doa anak yang senantiasa dipanjatkan untuknya kelak saat ia telah tiada.”* 


Karena itu, selagi engkau masih hidup bersamanya. Dengarkan nasehatnya, balas kebaikannya dengan melakukan yang terbaik buat ayahmu saat ini. Buatlah ayahmu bangga memiliki anak sepertimu. Berbaktilah sebaik mungkin padanya, karena ingatlah sekali lagi sungguh waktu perjumpaan dengan ayahmu hanya sebentar saja.


Sidoarjo, 22/01/2021






BEKAL RUMAH TANGGA

Oleh : Abdullah Makhrus


Bulan Januari lalu, kebetulan saya diminta seorang guru ngaji saya menggantikan beliau untuk memberikan nasehat pernikahan bagi sahabat kami yang menikah karena kebetulan beliau ada keperluan keluar kota pada hari yang sama. 


Seminggu berikutnya ternyata mendapat undangan dari sahabat dekat seperjungan yang pada kajian pemuda-pemudi bertema jodoh dan pernikahan. Puluhan pemuda-pemudi dan orang tua antusias mengikuti kajian online bertema “Taaruf Tepat Jodoh Mendekat” pada pekan lalu tepatnya pada 28 Januari 2021. 


Event ini diselenggarakan oleh sebuah perusahaan yang dikomandani oleh seorang sahabat saya yang masih sangat muda yang bernama Irham Hadi dan memiliki brand kenamaan yaitu Laksmi Muslimah.  Bekerja sama pula dengan penyedia aplikasi Taaruf Online Indonesia (TOI) yaitu aplikasi pencarian pasangan sesuai syariat islam dan Komunitas Sobat Hidup Berkah (SOHIB) Surabaya.


Ada beberapa poin dari materi yang saya paparkan dan perlu menjadi catatan penting dalam dua moment tersebut. Materinya tentang bekal ilmu pernikahan dalam berumah tangga. Ilmu ini sejatinya harus kita kuasai, baik yang sudah menikah terutama yang belum menikah agar menjadi pengingat setiap saat. 


Ringkasan materi itu saya jabarkan dari satu kata yang lazim kita dengar yaitu *“NIKAH”.* Kata NIKAH ini kemudian saya uraikan menjadi lima huruf terpisah yaitu N, I, K, A, dan H. Akan saya coba uraikan satu persatu apa makna dari setiap hurufnya di ulasan berikut ini.


*Pertama,huruf “N” yang merupakan kependekan dari kata Niat.* 

Seseorang yang akan  dan sudah menikah harus senantiasa memperbaiki niat semata karena Allah. Ibarat alamat berkirim surat, niat ini adalah alamat yang akan dituju. Manakala niatnya saja salah maka surat tidak akan sampai pada tempat tujuan. 


Karenanya, dulu ketika Rasulullah hendak mengajak para sahabat berhijrah beliau mengingatkan untuk meniatkan perjalanannya hijrahnya karena Allah sebagaimana sabdanya.


_Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya. Siapa yang hijrahnya karena mencari dunia atau karena wanita yang dinikahinya, maka hijrahnya kepada yang ia tuju.”_ (HR. Bukhari dan Muslim)



Maka, niatkanlah berumah tangga karena Allah saja. Cari ridho-Nya, agar ketika ada masalah maka Allah akan senantiasa ikut membersamai menyelesaikannya.


*Kedua adalah huruf “I” yang merupakan singkatan dari Ikhtiar(usaha).* 

Maka seseorang yang meniatkan untuk menikah, maka ia semestinya berikhtiar/berusaha dengan sunguh-sungguh. Jika belum menemukan calon, ia berusaha bertanya kepada orang tua, ustadz, maupun mendaftarkan/memperkenalkan dirinya  calonnya melalui aplikasi perkenalan yang syar’i yang bisa didownload melalui playstore seperti aplikasi Taaruf Online Indonesia(TOI). 


Jika ia telah menikah hendaknya ia berikhtiar bersungguh-sungguh dalam menafkahi dan membina keluarganya dengan usaha yang maksimal. Tentu, agar tujuan pernikahan kehidupan sakinah mawaddah warahmah mampu diraihnya


*Huruf ketiga adalah “K” yang merupakan kependekan dari Ketahui kelebihan dan kekurangan pasangan.* 

Melihat banyaknya kasus perceraian pada masa pandemi ini menunjukkan betapa rapuh kondisi pegangan hidup seseorang dalam keluarga terhadap keyakinan rezeki Tuhannya.


Manakala menjalani hidup berkecukupan, kehidupan rumah tangga tampaknya aman-aman saja. Namun, ketika guncangan ekonomi menghantam seperti saat ini, disitulah ujian pernikahan dihadapkan. Karenanya, penting bagi kita melihat semua potensi kelebihan dan kekurangan pasangan sebagai bagian dari drama kehidupan.


Ketika menyadari pasangan memiliki kekurangan, maka di sana ada potensi amal untuk menyempurnakan. Di situ ada ladang pahala terbentang bagi siapa saja yang mau mengabil peran.


*Huruf keempat adalah “A” yang merupakan kependekan dari Amalkan ajaran islam secara _kaffah_(menyeluruh).* 

Menerapkan ajaran islam dalam kehidupan tentu menjadi bagian wujud keimanan pada Rabb pencipta ala


cerita-inspirasi-motivasi, [05.02.21 08:28]

m. Tidak mengambil sebagian dan meninggalkan sebagian lainnya. Karena ancaman pelakunya amatlah berat, sebagaimana FirmanNya:


_“… Apakah kamu beriman kepada sebagian Kitab (Taurat) dan ingkar kepada sebagian (yang lain)? Maka tidak ada balasan (yang pantas) bagi orang yang berbuat demikian di antara kamu selain kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari Kiamat mereka dikembalikan kepada azab yang paling berat. Dan Allah tidak lengah terhadap apa yang kamu kerjakan.”_ (QS. Al Baqarah: 85)


*Huruf terakhir adalah “H” yang merupakan kependekan dari Harus terus dan cepat belajar.* 

Memahami realitas kehidupan pada masa _disruption_  hari ini baik secara global, maupun di Indonesia mewajibkan kita harus terus belajar.Terutama pada saat pandemi yang sulit diprediksi kapan berakhir. 


Bagi mereka sudah menyiapkan ilmu yang cukup, bergembiralah. Karena merekalah yang paling siap dan akan merayakan perubahan masa depan yang telah ditunggunya. Namun, bagi mereka yang sudah nyaman dan takut dengan perubahan serta tak mau belajar, ini awal dari dimulainya kepunahan.


Maka, sudah menjadi keharusan sebuah pernikahan perlu dilandasi semangat untuk saling belajar. Saling memahami pasangan, maupun menyiapkan bekal perjuangan hidup di dunia, apalagi hingga persiapan kehidupan setelah kematian. 


Jika tidak ada kemauan untuk belajar, maka bersiaplah menghadapi masalah berkepanjangan bersama pasangan hidup Anda.  Tentu itu menjadi pilihan bagi setiap orang. Kondisi apa yang akan Anda pilih? _It’s your life choice_ 


Sidoarjo, 05/02/2021



SHOLAT SUBUH, TANDA AWAL SYUKUR PADA-NYA

Oleh : Abdullah Makhrus


Pagi ini, dingin begitu mencekam. Kantuk rasanya menahan mata ini untuk sedikit terbuka untuk menyambut pancaran sinar mentari. Namun rupanya panggilan ilahi rupanya mengingatkan bahwa nikmat roh kita telah dikembalikan di hari ini. Tentu saja ini harus disyukuri dengan ibadah di pagi hari. Itulah ibadah sholat subuh.


Apakah benar seseorang yang sedang tertidur sesungguhnya sedang keluar ruhnya? Yuk simak sedikit ulasan yang dimuat di republika.co.id berikut ini:


Saat masih menjabat sebagai Ketua Departemen Electrical and Electronic di British University, Dr Arthur J Alison pernah melakukan penelitian lewat alat-alat elektronik tentang fenomena tidur dan mati. 


Hasil riset selama enam tahun ini menjelaskan, memang ada sesuatu yang keluar dari tubuh manusia ketika tidur dan masuk kembali ketika terbangun. 


Namun, untuk orang mati, sesuatu itu tidak kembali. 'Sesuatu' yang terdeteksi oleh alat elektronik Dokter Alison boleh jadi merupakan roh yang dijelaskan Alquran.


Karena itu, tidur dapat direnungkan sebagai simulasi mati. Baik dalam tidur maupun mati, roh samasama pergi dari tubuh manusia. Namun, perbedaannya ada di pengembalian. 


Ketika roh  tidak dikembalikan maka dipastikan kita akan mati. Jika suratan itu terjadi, roh yang berada di genggaman Allah SWT akan masuk ke alam barzakh dan tidak kembali ke alam dunia. 

Hal ini senada dangan apa yang telah dikabarkan Allah ribuan tahun silam dalam Al Quran Surah Az-Zumar ayat 42. 


_“Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir.”_


Maka sungguh, rasanya kita kurang bersyukur manakala saat tidur tidak meniatkan jika bangun akan bersegera beribadah padaNya. Bukankah karena Rahman RahimNya kita masih diperkenankan menghirup segarnya udara pagi?  


Lantas, ketika anak kita masih terlelap. Tak tergerakkah hati kita untuk membangunkannya? Mengajarinya bersyukur padaNya adalah sebuah pelajaran paling berharga bagi anak ketika di rumah. 


Mereka akan mengingat orang tuanya yang begitu perhatian padanya, karena selalu mengingatkan pada Rabb nya. Yang telah mengajarinya agar menjadi hambanya yang taat padaNya. Sudahkah kita bersabar melakukan setiap harinya? 


Sidoarjo, 30/01/2020


https://www.remajaperubahan.com/2021/02/sholat-subuh-tanda-awal-syukur-kepadanya.html


 


*ANAKKU, ANDAI KAU TAHU YANG ADA DI HATI AYAHMU*



_Oleh: Abdullah Makhrus_


Siapa yang tidak kenal dengan Ayahnya? Anda semua pasti tahu betapa berartinya seorang Ayah dalam hidupmu. Bagi seorang anak, tidak banyak yang bisa menceritakan  sosok seorang Ayahnya.  Entah karena seringnya ia dimarahi, nasehat yang tak pernah digubrisnya atau karena ia jarang mau berbicara dengannya.


Sejak sebelum lahir, seorang Ayah sejatinya telah mempersiapkan segala hal, perlengkapan baik pakaian, kamar, nama terbaik buat anaknya ketika nanti lahir. Bahkan rencana Aqiqah anaknya guna menyempurnakan perintah sunnah Nabinya.


Semua Ayah sebenarnya sangat perhatian pada anaknya. Saat kita masih dalam kandungan seorang Ibu pun beliau merancang segalanya agar kelahiran putra/putrinya berjalan lancar. Beliau tidak ingin kita kekurangan satu apapun. 


Membiarkan kita bermain dengan teman-teman sebayanya membuat seorang Ayah merasa anaknya sudah tumbuh lebih aktif  dan belajar berinteraksi. Senyuman bahagia pun tak pernah lepas dari wajahnya. 


Walau tak jarang kita dimarahi saat kita nakal dan tak mengindahkan nasehatnya. Tahukah Anda saat setelah seorang Ayah marah, di kamar beliau akan merasa sangat sedih, karena sesungguhnya seorang Ayah tidak pernah tega memarahi anak kesayangannya. 


Beliau berusaha tegas di depan anak-anaknya agar kita tumbuh menjadi anak yang beretika bisa mengahargai orang tuanya. Marah bukan berarti tak sayang pada anaknya, namun beliau hanya ingin mengajarkan kepada kita bahwa apa yg kita lakukan adalah salah  dan ingin memberi nassehat kebenaran yang kadang tak bisa diterima oleh sang anak.


Bahkan ketika seorang Ayah melarang satu dan lain hal pada anaknya, sebenarnya itu menunjukkan betapa takutnya jika masalah dan musibah akan menghampiri buah hatinya.


Saat anaknya tumbuh menjadi remaja, ayah sangat bahagia. Kebahagiaannya semakin bertambah saat mengetahui anak kesayangannya punya prestasi yang bisa dibanggakan. Saat beliau tahu kita berprestasi ingin rasanya memberikan pelukan hangat dan pertanyaan “Mau hadiah apa ?” Selalu ayah lontarkan sebagai balasan prestasi kita untuk beliau. 


Beliau merasa pekerjaannya yang begitu berat selalu mencari uang terbayar saat melihat prestasi anaknya yang sangat membanggakan dirinya.


Namun entah kenapa ketika sang anak beranjak Remaja, entah benar atau salah, sebagian besar anak ada kecenderungan lebih percaya dengan kawan bermainnya. Ia lebih enjoy curhat dengan temannya dan jarang mengajak ayahnya berbicara. Bahkan nasehat Ayah dianggap angin lalu saja. 


Waktu ayah bersama anaknya sebenarnya begitu singkat. Saat ia pergi bekerja ia jarang bisa berlama-lama bertemu anaknya. Apalagi saat anaknya pamit untuk pergi melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi baik itu ke Pondok Pesantren atau Perguruan Tinggi.


Saat itu ayah mulai merasa akan kesepian karena tidak melihat anaknya setiap hari lagi. Sedih rasanya, tetapi ayah selalu berusaha kuat. Ia tidak pernah menampakkan kesedihan didepan anaknya, seolah ia ingin mengatakan sebarat apapun masalahmu jangan kau mengeluh anakku.


Sampai akhirnya saat kita menemukan pasangan yang tepat dan siap menikah. Saat itulah ayah akan sangat sedih karena beliau tahu sebentar lagi anaknya punya kehidupan sendiri. Akan meninggalkan sang Ayah yang selama ini menyayanginya. 


Resepsi nikah anaknya pasti membuat seorang ayah menangis. Menangis bahagia. Untuk anak laki-lakinya ayah hanya berpesan “jaga keluargamu kelak,jadilah pria tangguh untuk setiap persoalan”. Jika anaknya  perempuan ayah berpesan “tanggung jawab ayah sudah selsai sampai disini. jadilah wanita hebat seperti ibumu. Berbaktilah pada suamimu dan tetap menjadi putri kebanggaan ayah“


Begitulah sosok seorang Ayah yang dengan caranya sendiri menunjukan kasih yang luar biasa sejak saat kita berada dalam kandungan Ibu sampai jelang pernikahan anaknya. Hanya saja sepertinya sang anak tak pernah tahu bagaimana perasaan Ayahnya.


cerita-inspirasi-motivasi, [22.01.21 06:28]

Katakanlah wahai anakku, *"Seorang ayah tidak berusaha menjadi yang terbaik tapi dia hanya berusaha melakukan yang terbaik untuk anaknya. Karena dia berharap akan selalu ada doa anak untuknya saat dia tiada."* 


Karena itu, selagi engkau masih hidup bersamanya. Dengarkan nasehatnya, balas kebaikannya dengan melakukan yang terbaik buat ayahmu saat ini. Buatlah ayahmu bangga memiliki anak sepertimu. Berbaktilah sebaik mungkin padanya, karena ingatlah sekali lagi sungguh waktu perjumpaan dengan ayahmu hanya sebentar saja.


Sidoarjo, 22/01/2021





t.me/ceritamotivasi

Fb/IG/Youtube: abdullahmakhrus

Telegram: t.me/ceritamotivasi

Web: www.abdullahmakhrus.com