IMAN AKAN MEMBUAT KITA TENANG
Oleh: Abdullah Makhrus
Pernahkah Anda suatu saat terpaksa harus pulang larut malam? Bagaimana perasaan Anda ketika diantar orang tua? Tenang atau takut? Pasti tenang. Lantas, bagaimana kalau Anda pulang malam dan di tawari diantar orang yang baru ketemu di jalan? Tenang atau khawatir?
Pertanyaan, kenapa ketika jalan sama orang tua jadi tenang sedangkan jalan sama orang baru tidak tenang? “Ya, karena kalau jalan dengan orang tua, kita sudah kenal dan pasti percaya beliau akan melindungi kita ”. Nah, jadi percaya itu seharusnya memunculkan dampak ketenangan.
Seseorang yang mengetahui dan beriman kepada Allah Ar Razzaq (Pemberi Rezeki yang Agung) tidak akan khawatir dengan rezekinya. Kalau mau PPKM level 100 juga tidak masalah. Biasa saja dan tenang, dia mengerti (tidak tahu) bahwa rezeki itu urusan Tuhan, pekerjaan hanyalah wasilah. Apakah dia tidak menjanjikan rezekinya dan tidak akan berubah?
“Dan tidak ada satu makhluk pun yang bergerak (hidup) di bumi melainkan semuanya dijamin oleh Allah untuk rezekinya. Dia tahu di mana dia tinggal dan di mana dia disimpan. Semua (tertulis) dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh). (QS. Hud: 6)
Akan tetapi beda sikap, jika orang baru tahu ada nama Ar Razzaq, sekedar tahu bahwa ada unen-unen Allah pemberi rezeki, tentu ia tidak akan tenang dan cenderung gelisah manakala ujian ekonomi melandanya.
Bukankan iman itu bermakna percaya, yakin 100% tanpa ragu sedikitpun? Saya pernah mendengar sebuah cerita bahwa ketika seseorang tidak melakukan sesuatu 100% maka hasilnya 0%. Kok bisa?
Coba kita buat ilustrasi sederhana. Seorang suami menyampaikan pesan kepada istrinya, “Sayangku aku mencintaimu 99%, sedangkan 1% aku berikan pada wanita lain”. Kira-kira apa yang terjadi? Mungkin akan terjadi perang dunia ke empat saat itu juga😊.
Maka sudahkah iman kita terpatri 100% ke Allah? Sudah kenal dan yakin betulkah dengan Allah melalui 99 nama-nama indahnya? Kalau kita masih masih galau menghadapi berbagai ujian dan musibah. Mari lakukan muhasabah. Bisa jadi iman pada Allah masih bermasalah. Sudah siapkah untuk berbenah?
@BrothersHawkeye
VISI HIDUP YANG MENGGERAKKAN
Oleh: Abdullah Makhrus
Jika Anda bertanya kenapa ada orang yang bersemangat dan
orang yang sangat bersemangat. Bedanya ada di mana? Saya mencoba menelisik dari
kisah tokoh besar yang telah berhasil menurut versi saya dalam hidupnya. Bedanya
ternyata ada pada VISI.
Jemy V Convido dalam tulisannya berjudul “Kekuatan Visi”
memberikan analogi cerita tentang seorang mandor sedang memeriksa tiga orang
tukang bangunan yang sedang bekerja. Ia mengajukan pertanyaan yang sama, “Pak,
apa yang sedang Bapak kerjakan?”, Lalu apa jawaban mereka?
Pengrajin pertama: "Saya sedang meletakkan batu bata dari Den."
Tukang kedua: “Saya sedang membangun sebuah tembok.”
Tukang ketiga: “Saya sedang membangun sebuah rumah yang
sangat indah.”
Kira-kira, yang semangat bekerjanya tertinggi dan hasil
bangunannya paling bagus yang mana? Tentu tukang yang ketiga kan? Itulah efek
dari perbedaan visi di antara mereka.
Maka, membuat visi hidup baik pribadi maupun perusahaan
haruslah kuat. Sehingga hadir gairah dan semangat yang hebat. Jangan lupa
libatkan urusan akhirat saat membuat. Agar hidupmu makin selamat
Dalam sejarah perjuangan Islam, kita juga mendengar kisah Utbah bin Rabi'ah seorang tokoh Quraisy yang memohon kepada Nabi SAW untuk berhenti berdakwah sambil menawarkan harta dan jabatan.
Namun, Rasulullah dengan sebuah
visi yang sangat kuat mampu menepis
godaan dan justru menegaskan kepada Utbah, dengan memberikan sebuah pernyataan:
_''Wahai pamanku, demi
Allah, andaikan mereka meletakkan matahari di tangan kananku dan bulan di
tangan kiriku, agar aku meninggalkan agama ini, hingga Allah memenangkannya
atau aku ikut binasa karenanya, maka aku tidak akan meninggalkannya.''_
Ada cara detail yang bisa Anda baca di buku berjudul “Tuhan
Inilah Proposal Hidupku” untuk membuat visi. Melalui buku ini Jamil Azzaini sang penulis memberi
peta jalan bagi pembaca dalam meraih keberhasilan hidup dengan membuat visi
hidup berorientasi akhirat.
Dari
buki ini pula saya mencoba menyusun proposal hidup dengan membuat sebuah Visi,
*“Di kehidupan yang abadi nanti, saya ingin memeluk Rasulullah. Maka saya akan
memantaskan diri dengan berusaha keras membuat tulisan yang menginspirasi satu
juta manusia agar mereka semakin dekat dan makin taat pada Tuhannya”
Bolehkah saya tahu, apa visi hidup Anda saat ini?
#pengingat bagi diri sendiri
Ikuti saya di:t.me/ceritamotivasiFb/IG/YouTube: @abdullahmakhrus NB. Jika mau pesan bukunya bisa saya bantu.
Japri saja ya 😊
*SHOLAT DAN UMUR MANUSIA*
(Catatan refleksi peringatan Isra
Miraj 1442H)
Oleh: Abdullah Makhrus
_Pada 2 Maret 2020, dua warga Kota Depok
terkonfirmasi terinfeksi Corona Virus Disease (COVID-19) setelah melakukan
kontak dengan rekannya, seorang warga negara (WN) Jepang, yang telah terkonfirmasi
positif Covid-19 terlebih dulu. Kini setahun sudah berlalu sejak pertama
kalinya Corona Virus
Disease (Covid-19) teridentifikasi di Indonesia(Republika,
09/03/2021)_
Ternyata sudah lewat setahun Covid-19
telah melanda negeri ini. Tidak terasa waktu begitu cepat rasanya berlalu.
Nampaknya memang waktu ini berlalu begitu cepat. Merefleksi kejadian cepatnya
waktu berjalan ini hampir senada dengan cepatnya waktu kejadian Isra Miraj Nabi
Muhammad SAW.
Ada satu artikel yang menarik yang saya
baca berjudul ” Isra Miraj, Perjalanan
Keluar dari Dimensi Ruang dan Waktu”(Republika, 21/3/2020) menarik untuk
menjadi referensi perbedaan sisi pandang antara ruang dan waktu kisah
perjalanan Nabi Muhammad SAW pada peristiwa itu.
Kali ini penulis mencoba
menghubungkan. Jika saja perjalanan Isra Miraj menggunakan dimensi waktu akhirat
sangat berbeda jika dibandingkan dengan hitungan waktu waktu dunia.
Mari kita lihat, ketika Allah SWT berfirman, “Para malaikat dan Jibril naik (menghadap) Allah pada hari yang lima puluh ribu tahun” (QS. alMa'arij: 4).
Dalam penjelasan hadits yang berkaitan dengan perbandingan kali ini, kita dapat membaca apa yang diriwayatkan dari Abu Hurairah ra mengatakan bahwa Rasulullah saw. dikatakan,
_Kemudian kening dan dahi serta punggungnya disetrika
dengannya, hingga Allah SWT berkenan menetapkan keputusan di antara
hamba-hambaNya, *pada hari yang lamanya mencapai lima puluh ribu tahun yang
kalian perhitungkan (berdasarkan tahun dunia).* (Baru) setelah itu ia akan
melihat jalannya, mungkin ke surga dan mungkin juga ke neraka.”_ *(HR Ahmad)*
Ilustrasi secara hitungan matematis menurut
keterangan ayat di atas bisa kita pelajari misalkan kita mengambil kisaran umur
umat islam berdasarkan acuan hadis sebagi berikut.
_“Rata-rata umat
nabi Muhammad rata-rata 60 tahun. “Umur-umur
umatku antara 60 hingga 70 tahun, dan sedikit orang yg bisa melampaui umur
tersebut”_ *(HR. Ibnu Majah: 4236)*
Andaikan manusia diberi usia 70 tahun, saat dikonversi
dengan dimensi waktu akhirat maka waktu dunia selama puluhan itu hanya terjadi
0.0014 hari atau 2 menit 1 detik saja. Dari sini bisa kita coba uraikan ketika
Allah menyampaikan pesan Alquran:
_Maha Suci (Allah) yang telah memimpin hamba-Nya (Muhammad) di malam hari dari Masjidilharam ke Masjidil Aqsa..."_ (QS. Al-Isra: 1)
Artinya dimensi waktu akhirat yang dialami Rasulullah saat
Isra Miraj itu sama halnya Rasulullah bisa melakukan aktivitas selama puluhan
bahkan ratusan tahun jika menggunakan waktu di dunia.
Karenanya, jangan heran ketika Allah dengan waktu yang sangat singkat
memperjalankan Rasulullah dalam peristiwa Isra Miraj bisa hadir di Masjid
Al-Aqsha.
Beliau dapat menceritakan secara rinci
gambaran tentang Masjid Al-Aqsha, tentang kafilah yang masih dalam perjalanan,
menembus masa lalu dengan menemui beberapa Nabi. Maka peristiwa itu tidak
menjadi hal yang mustahil.
Oke, kembali pada pandangan tentang
usia manusia. Apakah secara keseluruhan umur ini kita gunakan untuk ibadah
kepada Allah? Andaikan kita diberikan umur 60 tahun, ternyata tidak semua kita
gunakan untuk ibadah.Menurut riwayat hadis dijelaskan bahwa:
_”Pena catatan amal itu diangkat (tidak dicatat amalnya, pen.), untuk
tiga orang: orang gila sampai dia sadar, orang yang tidur sampai dia bangun,
dan anak kecil sampai dia baligh.”_ *(HR.
Nasai, Abu Daud , Turmudzi)*
Maka umur tersebut harus
dikurangi dengan usia anak-anak hingga baligh, dan rata-rata 8 jam tidur
manusia. Maka sisa umur efektif manusia beramal sesungguhnya hanya kurang lebih
30 tahun saja.
Ambil contoh lebih dekat, berapa
durasi seseorang melakukan ibadah sholat sebagai bagian ibadah menyembah Allah
secara langsung? Jika sholat sehari lima kali dengan durasi 5 menit setiap sholatnya.
Maka dalam sehari waktu sholat kita
hanya 25 menit. Dalam satu bulan kurang lebih 12,5 jam atau sekitar ½ hari. Sedangkan
sepanjang hidup kita maka Aktivitas tersebut kurang lebih hanya 187,5 hari. Sangat
Jauh dibandingkan keseluruhan aktivitas hidup kita.
Mari kita simak apa yang dikatakan Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu. Dia berkata, Rasulullah , semoga Allah memberkati dia dan memberinya kedamaian, berkata,
_“Sesungguhnya
amal yang pertama kali dihisab pada seorang hamba pada hari kiamat adalah sholatnya.
Maka, jika sholatnya baik, sungguh ia telah beruntung dan berhasil._
_Dan jika shalatnya batal, sesungguhnya ia telah gagal dan tersesat. Jika kurang dari shalat wajib, maka Allah Ta'ala berfirman, 'Lihatlah apakah hamba-Ku memiliki shalat sunnah.' Maka yang kurang dari shalat wajib itu sempurna. Begitu juga dengan segala amalnya ."_ *(HR. Tirmidzi, An-Nasa'i)*
Maka, sholat menurut pandangan saya ibarat
tiket masuk ke sebuah gedung bioskop. Petugas penjaga gedung akan mempersilakan
kita masuk jika kita memiliki tiket sebagai prasarat pertama untuk bisa
menikmati video di layar bioskop.
Jika engkau tidak memiliki tiket,
mana bisa memasuki gedung tersebut. Karena itu janganlah engkau mudah
meninggalkan sholat atau membiarkan anak-anak kita meninggalkan sholat. Karena sungguh
itu ibadah yang paling ringan dari ibadah lainnya.
Jika Anda masih menganggapnya berat, maka renungkan kembali betapa banyak nikmat yang Tuhan berikan kepada Anda. Betapa mahal dan mahalnya udara yang telah Tuhan sediakan dan yang telah engkau hirup selama ini.
Lihatlah saudaramu yang berjuang
bersusah payah saat menghiruppnya dan harus membayar pula saat di ruang IGD. Masihkah
kita bermalas-malasan untuk sholat dan ibadah lainnya?
Nikmat Tuhanmu yang manakah yang akan kamu dustakan?
*"Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?"*
Ikuti saya di:
t.me/ceritamotivasi
Fb/IG/YouTube: @abdullahmakhrus
www.abdullahmakhrus.com
Sidoarjo,11/3/2021
UKURAN SUKSES
Oleh: Abdullah Makhrus
Banyak orang bertanya tentang rahasia sukses orang lain dalam hidupnya. Bahkan tak jarang mereka terheran-heran, kok bisa ada orang hidupnya bergelimang harta dan kelihatan sukses di mata orang lain.
Sebagai contoh seorang
pengusaha sukses di Indonesia yang mendapatkan sebutan Si Anak Singkong atau Chairul
Tanjung. Perusahaan yang dikomandani yaitu PT CT Corpora (dari singkatan Chairul Tanjung Corpora, sebelumnya bernama PT Para Inti Holdindo (Para Group)) atau lebih dikenal dengan nama CT Corp merupakan kelompok perusahaannya yang didirikan
sejak tahun 1987.
Perusahaan yang dikomandani diantaranya PT Mega Corpora (Mega Corp) , PT Trans Corpora (Trans Corp), PT CT Global
Resources, PT CT Corp
Digital Indonesia (CT Corp Digital), CT Arsa Foundation yang
masing-masing masih memiliki beberapa unit usaha lagi.
Namun tidak banyak yang mempelajari masa kecil Chairul
Tanjung yang lahir pada 1962 di Gang kumuh Jakarta, dilalui dengan kesulitan
ekonomi. Ayahnya yang usaha yang digeluti ayahnya bangkrut. Hidup dalam
kesulitan mengajarkan banyak pelajaran hidup bagi diri Chairul Tanjung.
CT memulai bisnis kecil-kecilan dengan mengorganisir teman
kuliahnya untuk menitipkan fotokopi modul ajar dari doses untuk membiayai
kuliahnya agar tidak meminta uang kuliah lagi pada orang tuanya.
Jika mengambil kisah sejarah kehidupan Rasulullah sebagai manusia paling
istimewa dan dimuliakan Allah pun tak luput dari perjuangan yang jauh lebih
keras. Penganiayaan, berbagai propaganda di dalam dan di luar kota Makkah,
dan pemboikotan menjadi bagian cerita yang tidak bisa terlupakan dalam
perjalanan sukses dakwah beliau.
Kini kita hanya bisa takjub, perjuangan dakwah
yang beliau lakukan pada masa lalu yang beliau lakukan mulai dari nol dan tidak
mengenal Facebook, Twitter, Youtube, maupun Instagram. Kini berbuah manis
dengan jumlah follower setianya yang mencapai 1,59 miliar jiwa.
Jumlah muslim diperkirakan akan naik hampir dua kali lipat. Dengan
perkiraan mencapai 2,7 miliar muslim pada 2050, ini akan menjadikan 29%
penduduk dunia nantinya adalah orang Islam
(tirto.id, 6/4/2017).
Hampir semua kesuksesan baru bisa dinikmati setelah melewati tantangan
dan hambatan yang berhasil diatasi pada masa sulit, di awal pendakian perjuangan.
Tidak sekedar yang nampak secara langsung di hadapan kita saat ini.
Karena itu saya jadi teringat tulisan artikel Ustaz Misbahul Huda dengan
judul *“Nol Kilometer…”* dalam bukunya *“Mission
INI Possible”* pada halaman 51.
“Pada saatnya kelak, Anda akan merasakan kebanggaan yang luar biasa
karena pernah mencicipi posisi kilometer nol, mengingat ukuran kepuasan sukses
tidak ditentukan oleh seberapa besar kesuksesan itu, tapi lebih banyak diukur
dari seberapa jarak tempuh yang pernah dilampauinya, dari langkah pertama
hingga menuju kesuksesan itu”
Maka, jangan bersedih jika hari ini kita masih mengalami kesulitan
hidup. Anggap saja kita sedang akan melewati Nol Kilometer. Ingatlah, pemimpin sejati
tidak dilahirkan dari kemudahan, kesenangan, dan kenyamanan. Mereka dibentuk
melalui kesukaran, tantangan dan tak jarang air mata.
Bagi saya, ukuran kesuksesan sejati di dalam islam bukan diukur seberapa
besar harta dunia yang kita kumpulkan. Namun apakah kita berhasil kembali ke
kampung akhirat dengan selamat tanpa terhambat. Sebagaimana Firman Allah:
_Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang
yang beriman dan berbuat kebajikan, bahwa untuk mereka (disediakan) surga-surga
yang mengalir di bawahnya sungai-sungai._
_Setiap kali mereka diberi rezeki buah-buahan dari
surga, mereka berkata, “Inilah rezeki yang diberikan kepada kami dahulu.”
Mereka telah diberi (buah-buahan) yang serupa. Dan di sana mereka (memperoleh)
pasangan-pasangan yang suci. Mereka kekal di dalamnya._ (QS.Al-baqarah:25)
Follow:
t.me/ceritamotivasi
Fb/IG/YouTube: @abdullahmakhrus
*Inspirasi Pagi*
**************
PERUBAHAN KECIL, HASIL BESAR
Oleh: Abdullah Makhrus
Banyak orang menganggap untuk berubah atau dalam bahasa
kekinian yaitu hijrah, maka seseorang harus mengubah secara total semua
perilaku dalam hidupnya. Sehingga banyak orang tidak mau hijrah untuk karena ia
merasa belum siap menjalaninya.
Termasuk orang yang ingin meninggalkan kebiasaan hutang di
bank, padahal sudah jelas ada ribanya. Atau seseorang yang ingin berhijab karena ia ingin menutup
auratnya dan menghilangkan masa lalu kelamnya. Sementara ia tidak siap diejek
oleh kawan lamanya yang tak kunjung mau berubah.
Itulah sebagian kecil kesalahpahaman seseorang yang ingin
melakukan proses hijrah. Mereka berpikir bahwa untuk bisa melihat hasil
perubahan dalam hidupnya mereka harus berubah secara drastis dalam semua pola kebiasaannya.
Padahal tidak.
Sesuatu yang besar sesungguhnya dimulai dari yang kecil. Sebuah
garis terbentuk dari sebuah titik. Sebuah kain terbuat dari sehelai benang yang
dirajut secara rapi. Semua dimulai dari sebuah perubahan kecil hingga tercipta
hasil yang besar dalam proses yang lama dan berkelanjutan.
Ada sebuah ilustrasi yang menarik yang ditulis oleh Suhardi
dalam bukunya yang berjudul “IRONMAN, 8 Kekuatan Pembentuk Mental Baja untuk
meraih kesuksesan”. Ia mengatakan dengan sebuah perumpamaan sebagai berikut.
”Cobalah Anda gambarkan dua garis yang mengapit dan
membentuk sudut satu derajat. Satu derajat mungkin terlihat sepele dan terlalu kecil.
Tapi jika kedua garis tersebut ditarik makin panjang, maka jarak antara kedua
ujungnya akan semakin jauh”
Ia kemudian melanjutkan ceritanya, “Dalam dunia penerbangan,
kemiringan satu derajat saja sangat berpengaruh besar. Pesawat yang berangkat
dari Medan ke Jakarta akan tersasar di Bandung atau Yogyakarta jika terbangnya
melenceng satu derajat saja sejak awal.”
Karena itu, benarlah pesan Allah dalam sebuah hadis, _"Amalan yang paling dicintai Allah SWT
yaitu yang dikerjakan secara terus-menerus walaupun sedikit,"_ (HR. Ahmad
dan Muslim)
Karena itu, jangan
meremehkan perubahan kecil. Karena kalau kita mau berubah 1% saja dalam hidup
setiap hari maka dalam 100 hari insyaAllah kita akan berubah menjadi pribadi
yang berbeda 100%. Karena itu jalani dan nikmatilah perubahan, SMALL CHANGE,
BIG RESULT.
Sudah siap berubah menjadi
lebih baik hari ini kawan?
Follow me at:
t.me/ceritamotivasi
Fb/IG/YouTube: @abdullahmakhrus
*NYAMUK TERNYATA BERMANFAAT*
*MEMPRAKTEKKAN ILMU SUPRARASIONAL*
_Oleh: Abdullah Makhrus_
Sore itu, 3 Februari 2021 pukul 16.00 saya diundang
menjadi salah satu peserta diskusi online bersama guru dan relawan suprarasional
bersama Bapak Ridwan Hasan
Saputra. Beliau sebagai Presiden Direktur Klinik Pendidikan MIPA
sekaligus Motivator Suprarasional yang sering mengeluarkan ide yang
“tidak biasa.”
Ada beberapa hal yang sangat
menarik yang perlu saya ceritakan di tulisan ini. Pertama, beliau selalu
mengingatkan kami yang hadir pada forum online agar mengetahui bahwa ada hal
utama yang lebih penting di dunia ini.
Lebih penting daripada
sekedar uang/harta benda. Beliau menamakan hal penting itu dengan istilah tabungan jiwa.
Hasil dari sebuah pemikiran ilmu suprarasional.
Saya analogikan dengan hal
sederhana perkara rezeki. Jika ada seseorang berjualan air dengan jerigen, maka
ia mencari rezeki dengan ilmu natural. Jika ada yang berjualan air dengan
menggunakan mantra-mantra dukun dan dibayar lebih mahal maka ia menggunakan
ilmu supranatural.
Jika ada yang berjualan air
dengan membuat air kemasan, diberi perasa, menambah ion dan lainnya berdasarkan
kajian ilmiah dan dasar ilmu pengetahuan modern. Maka ia bisa menjualnya dengan harga lebih
mahal. Ia mendapatkan rezeki lebih tersebut dengan menggunakan ilmu rasional.
Namun, jika ada yang kemudian
membeli sumur dan menyedekahkan airnya untuk umat dan ia mendapati pahala yang
terus mengalir meski telah meninggal dunia. Maka ia mendapati rezeki berupa
amal jariah dan ia mendapatkannya dengan menggunakan ilmu suprarasional.
Langkah itulah yang diambil
oleh Ustman bin Affan dikala kaum muslimin mengalami kesulitan air pada waktu dakwah
islam awal-awal disebarkan. Hingga hari ini, sumur itu terus mengalirkan air
dan mengalirkan pahala bagi sahabat Rasul yang mulia ini.
Nasehat Pak Ridwan pada sore
itu bahwa kita ini perlu menyiapkan
bekal kematian dengan banyak tabungan jiwa dengan beramal salih. Termasuk
berbagi uang maupun berbagi ilmu tanpa mengharap imbalan. Cukup ridha Allah
saja.
Tabungan
jiwa ini bisa juga dikumpulkan dengan menjaga ketakwaan pada Allah. Diantaranya dengan melaksanakan
salat, puasa, ngaji, zikir, sedekah, membaca Alquran dan ibadah lainnya.
Dalam tulisan beliau di buku Karakter Suprarasional Jilid 2, rezeki
kita tidak harus berupa harta.
Rezeki itu bisa juga berupa ilmu, jabatan dll. Pak Ridwan mengambil contoh dari Nabi
Muhammad sebagai teladan umat. Faktanya
Rasulullah tidak meninggalkan harta yang banyak
kepada keturunannya.
Akan tetapi, beliau mewariskan kebaikan (tabungan
jiwa) yang
luar biasa yang terus
bertambah hingga akhir
zaman. Bahkan keturunan beliau
sampai saat ini banyak yang menjadi orang-orang besar dan dihormati
banyak orang.
Dengan kita menjaga ketaatan dalam ibadah, maka lambat
laun kita akan menjadi kekasihNya. Jika kita sudah menjadi kekasih Allah, maka
semua kesulitan akan dihindarkan dari diri kita dan Allah bukakan jalan
kemudahan dalam hidup kita.
Sebagaimana janji Allah, _“Barangsiapa bertakwa kepada Allah
niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki
dari arah yang tiada disangka-sangkanya.”_ (QS. Ath Tholaq: 2-3)
Saya tahun ini
mendapati pengalaman yang tak terlupakan dan masih saya rasakan hingga saat
saya menulis tulisan ini. Ketika kita menggantungkan diri pada makhluk, maka yang
kita dapati hanyalah penderitaan.
Namun jika kita
menggantungkan segala kesulitan pada Al Khaliq maka semua beban akan terasa
ringan. Karena Allah yang Maha Perkasa, sangat ringan bagi Allah mengatasi
beban hambaNya.
Dalam dua bulan
terakhir ini, saya merasakan gelisah teramat sangat. Ini dikarenakan sumber
pemasukan keuangan keluarga berkurang sangat drastis lagi dramatis.
Sebelum pandemi, biasanya
setelah mengajar di sekolah, saya bekerja lagi dengan memberikan tambahan les
pada beberapa siswa.Ada sekitar 25-30 siswa dalam seminggu bisa saya ajari les.
Bahkan saya sempat
merekrut dua teman pengajar untuk membantu saya. Alhamdulillah, saat pandemi
satu-persatu orang tua siswa minta berhenti les karena takut kondesi pandemi
yang makin tidak menentu di Sidoarjo.
Pemasukan berkurang,
sementara pengeluaran tetap bahkan cenderung terus bertambah. Tanggungan tiga
anak dan dua orang tua Kadang membuat kepala saya pening memikirkan bagaimana
mencukupinya. Disitu kemudian saya merenung. Apa salah saya?
Ternyata, akhirnya saya
menyadari akan kesalahan itu. Sepertinya Allah sedang menegur, bahwa selama ini
saya bergantung pada gaji baik dari sekolah maupun gaji memberi les tambahan.
Saya sadar, bahwa
selama ini bukan bergantung pada Allah. Padahal selama ini saya sangat sering
membaca Surah Al Ikhlas.
قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ. اَللهُ الصَّمَدُ
Katakanlah (Muhammad) ‘Dialah
Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu’.”(QS. Al Ikhlash:1-2)
Bahkan Ibnu ‘Abbas menafsirkan ayat kedua surah Al Ikhlas
seperti yang diriwayatkan dalam Tafsir Ibnu Katsir, bahwasanya Allah-lah tempat
bergantung semua makhluk dalam segala keperluan dan masalah mereka.
Saya lupa, bahwa Allah harusnya sebagai tempat saya bersandar
dan meminta pertolongan. Bukan bersandar pada gaji saya selama ini, sehingga
saya seolah merasa aman bisa mencukupi segala kebutuhan.
Baru, ketika tabungan sudah semakin menipis dan berbagai upaya
menambah pemasukan terasa menemui jalan buntu. Saya tersadarkan bahwa masih ada
Allah sebagai tempat meminta pertolongan. Astaghfirullah…
Dari sini saya mulai berbenah dan mengambil pesan Pak Ridwan.
Saya harus mengumpulkan banyak amal dan tabungan jiwa. Karena menurut beliau,
ketika tabungan kita cukup, tabungan jiwa itu bisa dikonversi dengan kebutuhan
hidup kita dengan jalan berdoa pada Allah.
Hingga akhirnya, saya bertekad untuk menambah tabungan jiwa saja.
Dengan mengikuti beberapa pelatihan agar Allah angkat derajat dengan ilmu tersebut.
Menambah amalan ibadah sunnah, memperbanyak membantu orang, sedekah dengan
berbagi ilmu yang saya miliki.
Sembari terus berbenah dan menata niat Bismillah niat karena
Allah saja, semoga Allah ridho dengan amal kecil ini. Alhamdulillah, di tengah
kegalauan saya untuk membayar SPP kuliah S2 yang sudah jatuh tempo dan sudah
tak ada tabungan lagi. Tiba-tiba Allah turunkan rezeki dari jalan yang tidak
saya sangka-sangka.
Kepala sekolah mendekati saya dan meminta saya membuat surat
pengajuan beasiswa kuliah ke sekolah. Katanya ada anggaran beasiswa dari
sekolah bagi guru yang kuliah S2. Masya Allah…ingin menangis rasanya diri ini.
Ternyata Allah itu dekat. Dekaaat sekali.
Rupanya pandemi ini menjadi hikmah bagi hidup saya. Hikmah agar
saya kembali menjadikan Allah sebagai tempat bergantung, bukan pada makhluknya
apalagi bergantung pada sebuah harta benda.
Kini, saya bertekad harus lebih banyak menambah tabungan jiwa,
karena ada niat besar yang masih belum tercapai. Saya ingin mengumrohkan Bapak
saya sebelum beliau meninggal dunia. Semoga tabungan jiwa ini cukup untuk
mengantarkan ayahanda bertamu ke Baitullah. Bismillah…
Sidoarjo, 10/02/2021
*ANAKKU, ANDAI KAU TAHU YANG ADA DI HATI AYAHMU*
_Oleh: Abdullah Makhrus_
Siapa yang tidak kenal dengan Ayahnya? Anda semua pasti tahu betapa berartinya seorang Ayah dalam hidupmu. Bagi seorang anak, tidak banyak yang bisa menceritakan sosok seorang Ayahnya. Entah karena seringnya ia dimarahi, nasehat yang tak pernah digubrisnya atau karena ia jarang mau berbicara dengannya.
Sejak sebelum lahir, seorang Ayah sejatinya telah mempersiapkan segala hal, perlengkapan baik pakaian, kamar, nama terbaik buat anaknya ketika nanti lahir. Bahkan rencana Aqiqah anaknya guna menyempurnakan perintah sunnah Nabinya.
Semua Ayah sebenarnya sangat perhatian pada anaknya. Saat kita masih dalam kandungan seorang Ibu pun beliau merancang segalanya agar kelahiran putra/putrinya berjalan lancar. Beliau tidak ingin kita kekurangan satu apapun.
Membiarkan kita bermain dengan teman-teman sebayanya membuat seorang Ayah merasa anaknya sudah tumbuh lebih aktif dan belajar berinteraksi. Senyuman bahagia pun tak pernah lepas dari wajahnya.
Walau tak jarang kita dimarahi saat kita nakal dan tak mengindahkan nasehatnya. Tahukah Anda saat setelah seorang Ayah marah, di kamar beliau akan merasa sangat sedih, karena sesungguhnya seorang Ayah tidak pernah tega memarahi anak kesayangannya.
Beliau berusaha tegas di depan anak-anaknya agar kita tumbuh menjadi anak yang beretika bisa mengahargai orang tuanya. Marah bukan berarti tak sayang pada anaknya, namun beliau hanya ingin mengajarkan kepada kita bahwa apa yg kita lakukan adalah salah dan ingin memberi nassehat kebenaran yang kadang tak bisa diterima oleh sang anak.
Bahkan ketika seorang Ayah melarang satu dan lain hal pada anaknya, sebenarnya itu menunjukkan betapa takutnya jika masalah dan musibah akan menghampiri buah hatinya.
Saat anaknya tumbuh menjadi remaja, ayah sangat bahagia. Kebahagiaannya semakin bertambah saat mengetahui anak kesayangannya punya prestasi yang bisa dibanggakan. Saat beliau tahu kita berprestasi ingin rasanya memberikan pelukan hangat dan pertanyaan “Mau hadiah apa ?” Selalu ayah lontarkan sebagai balasan prestasi kita untuk beliau.
Beliau merasa pekerjaannya yang begitu berat selalu mencari uang terbayar saat melihat prestasi anaknya yang sangat membanggakan dirinya.
Namun entah kenapa ketika sang anak beranjak Remaja, entah benar atau salah, sebagian besar anak ada kecenderungan lebih percaya dengan kawan bermainnya. Ia lebih enjoy curhat dengan temannya dan jarang mengajak ayahnya berbicara. Bahkan nasehat Ayah dianggap angin lalu saja.
Waktu ayah bersama anaknya sebenarnya begitu singkat. Saat ia pergi bekerja ia jarang bisa berlama-lama bertemu anaknya. Apalagi saat anaknya pamit untuk pergi melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi baik itu ke Pondok Pesantren atau Perguruan Tinggi.
Saat itu ayah mulai merasa akan kesepian karena tidak melihat anaknya setiap hari lagi. Sedih rasanya, tetapi ayah selalu berusaha kuat. Ia tidak pernah menampakkan kesedihan didepan anaknya, seolah ia ingin mengatakan sebarat apapun masalahmu jangan kau mengeluh anakku.
Sampai akhirnya saat kita menemukan pasangan yang tepat dan siap menikah. Saat itulah ayah akan sangat sedih karena beliau tahu sebentar lagi anaknya punya kehidupan sendiri. Akan meninggalkan sang Ayah yang selama ini menyayanginya.
Resepsi nikah anaknya pasti membuat seorang ayah menangis. Menangis bahagia. Untuk anak laki-lakinya ayah hanya berpesan “jaga keluargamu kelak,jadilah pria tangguh untuk setiap persoalan”. Jika anaknya perempuan ayah berpesan “tanggung jawab ayah sudah selsai sampai disini. jadilah wanita hebat seperti ibumu. Berbaktilah pada suamimu dan tetap menjadi putri kebanggaan ayah“
Begitulah sosok seorang Ayah yang dengan caranya sendiri menunjukan kasih yang luar biasa sejak saat kita berada dalam kandungan Ibu sampai jelang pernikahan anaknya. Hanya saja sepertinya sang anak tak pernah tahu bagaimana perasaan Ayahnya.
cerita-inspirasi-motivasi, [22.01.21 06:28]
Katahuilah wahai anak, *“Seorang Ayah tidak mencoba jadi yang terbaik tapi beliau hanya mencoba melakukan yang terbaik buat anaknya. Karena beliau berharap ada doa anak yang senantiasa dipanjatkan untuknya kelak saat ia telah tiada.”*
Karena itu, selagi engkau masih hidup bersamanya. Dengarkan nasehatnya, balas kebaikannya dengan melakukan yang terbaik buat ayahmu saat ini. Buatlah ayahmu bangga memiliki anak sepertimu. Berbaktilah sebaik mungkin padanya, karena ingatlah sekali lagi sungguh waktu perjumpaan dengan ayahmu hanya sebentar saja.
Sidoarjo, 22/01/2021
BEKAL RUMAH TANGGA
Oleh : Abdullah Makhrus
Bulan Januari lalu, kebetulan saya diminta seorang guru ngaji saya menggantikan beliau untuk memberikan nasehat pernikahan bagi sahabat kami yang menikah karena kebetulan beliau ada keperluan keluar kota pada hari yang sama.
Seminggu berikutnya ternyata mendapat undangan dari sahabat dekat seperjungan yang pada kajian pemuda-pemudi bertema jodoh dan pernikahan. Puluhan pemuda-pemudi dan orang tua antusias mengikuti kajian online bertema “Taaruf Tepat Jodoh Mendekat” pada pekan lalu tepatnya pada 28 Januari 2021.
Event ini diselenggarakan oleh sebuah perusahaan yang dikomandani oleh seorang sahabat saya yang masih sangat muda yang bernama Irham Hadi dan memiliki brand kenamaan yaitu Laksmi Muslimah. Bekerja sama pula dengan penyedia aplikasi Taaruf Online Indonesia (TOI) yaitu aplikasi pencarian pasangan sesuai syariat islam dan Komunitas Sobat Hidup Berkah (SOHIB) Surabaya.
Ada beberapa poin dari materi yang saya paparkan dan perlu menjadi catatan penting dalam dua moment tersebut. Materinya tentang bekal ilmu pernikahan dalam berumah tangga. Ilmu ini sejatinya harus kita kuasai, baik yang sudah menikah terutama yang belum menikah agar menjadi pengingat setiap saat.
Ringkasan materi itu saya jabarkan dari satu kata yang lazim kita dengar yaitu *“NIKAH”.* Kata NIKAH ini kemudian saya uraikan menjadi lima huruf terpisah yaitu N, I, K, A, dan H. Akan saya coba uraikan satu persatu apa makna dari setiap hurufnya di ulasan berikut ini.
*Pertama,huruf “N” yang merupakan kependekan dari kata Niat.*
Seseorang yang akan dan sudah menikah harus senantiasa memperbaiki niat semata karena Allah. Ibarat alamat berkirim surat, niat ini adalah alamat yang akan dituju. Manakala niatnya saja salah maka surat tidak akan sampai pada tempat tujuan.
Karenanya, dulu ketika Rasulullah hendak mengajak para sahabat berhijrah beliau mengingatkan untuk meniatkan perjalanannya hijrahnya karena Allah sebagaimana sabdanya.
_Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya. Siapa yang hijrahnya karena mencari dunia atau karena wanita yang dinikahinya, maka hijrahnya kepada yang ia tuju.”_ (HR. Bukhari dan Muslim)
Maka, niatkanlah berumah tangga karena Allah saja. Cari ridho-Nya, agar ketika ada masalah maka Allah akan senantiasa ikut membersamai menyelesaikannya.
*Kedua adalah huruf “I” yang merupakan singkatan dari Ikhtiar(usaha).*
Maka seseorang yang meniatkan untuk menikah, maka ia semestinya berikhtiar/berusaha dengan sunguh-sungguh. Jika belum menemukan calon, ia berusaha bertanya kepada orang tua, ustadz, maupun mendaftarkan/memperkenalkan dirinya calonnya melalui aplikasi perkenalan yang syar’i yang bisa didownload melalui playstore seperti aplikasi Taaruf Online Indonesia(TOI).
Jika ia telah menikah hendaknya ia berikhtiar bersungguh-sungguh dalam menafkahi dan membina keluarganya dengan usaha yang maksimal. Tentu, agar tujuan pernikahan kehidupan sakinah mawaddah warahmah mampu diraihnya
*Huruf ketiga adalah “K” yang merupakan kependekan dari Ketahui kelebihan dan kekurangan pasangan.*
Melihat banyaknya kasus perceraian pada masa pandemi ini menunjukkan betapa rapuh kondisi pegangan hidup seseorang dalam keluarga terhadap keyakinan rezeki Tuhannya.
Manakala menjalani hidup berkecukupan, kehidupan rumah tangga tampaknya aman-aman saja. Namun, ketika guncangan ekonomi menghantam seperti saat ini, disitulah ujian pernikahan dihadapkan. Karenanya, penting bagi kita melihat semua potensi kelebihan dan kekurangan pasangan sebagai bagian dari drama kehidupan.
Ketika menyadari pasangan memiliki kekurangan, maka di sana ada potensi amal untuk menyempurnakan. Di situ ada ladang pahala terbentang bagi siapa saja yang mau mengabil peran.
*Huruf keempat adalah “A” yang merupakan kependekan dari Amalkan ajaran islam secara _kaffah_(menyeluruh).*
Menerapkan ajaran islam dalam kehidupan tentu menjadi bagian wujud keimanan pada Rabb pencipta ala
cerita-inspirasi-motivasi, [05.02.21 08:28]
m. Tidak mengambil sebagian dan meninggalkan sebagian lainnya. Karena ancaman pelakunya amatlah berat, sebagaimana FirmanNya:
_“… Apakah kamu beriman kepada sebagian Kitab (Taurat) dan ingkar kepada sebagian (yang lain)? Maka tidak ada balasan (yang pantas) bagi orang yang berbuat demikian di antara kamu selain kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari Kiamat mereka dikembalikan kepada azab yang paling berat. Dan Allah tidak lengah terhadap apa yang kamu kerjakan.”_ (QS. Al Baqarah: 85)
*Huruf terakhir adalah “H” yang merupakan kependekan dari Harus terus dan cepat belajar.*
Memahami realitas kehidupan pada masa _disruption_ hari ini baik secara global, maupun di Indonesia mewajibkan kita harus terus belajar.Terutama pada saat pandemi yang sulit diprediksi kapan berakhir.
Bagi mereka sudah menyiapkan ilmu yang cukup, bergembiralah. Karena merekalah yang paling siap dan akan merayakan perubahan masa depan yang telah ditunggunya. Namun, bagi mereka yang sudah nyaman dan takut dengan perubahan serta tak mau belajar, ini awal dari dimulainya kepunahan.
Maka, sudah menjadi keharusan sebuah pernikahan perlu dilandasi semangat untuk saling belajar. Saling memahami pasangan, maupun menyiapkan bekal perjuangan hidup di dunia, apalagi hingga persiapan kehidupan setelah kematian.
Jika tidak ada kemauan untuk belajar, maka bersiaplah menghadapi masalah berkepanjangan bersama pasangan hidup Anda. Tentu itu menjadi pilihan bagi setiap orang. Kondisi apa yang akan Anda pilih? _It’s your life choice_
Sidoarjo, 05/02/2021
Oleh : Abdullah Makhrus
Pagi ini, dingin begitu mencekam. Kantuk rasanya menahan mata ini untuk sedikit terbuka untuk menyambut pancaran sinar mentari. Namun rupanya panggilan ilahi rupanya mengingatkan bahwa nikmat roh kita telah dikembalikan di hari ini. Tentu saja ini harus disyukuri dengan ibadah di pagi hari. Itulah ibadah sholat subuh.
Apakah benar seseorang yang sedang tertidur sesungguhnya sedang keluar ruhnya? Yuk simak sedikit ulasan yang dimuat di republika.co.id berikut ini:
Saat masih menjabat sebagai Ketua Departemen Electrical and Electronic di British University, Dr Arthur J Alison pernah melakukan penelitian lewat alat-alat elektronik tentang fenomena tidur dan mati.
Hasil riset selama enam tahun ini menjelaskan, memang ada sesuatu yang keluar dari tubuh manusia ketika tidur dan masuk kembali ketika terbangun.
Namun, untuk orang mati, sesuatu itu tidak kembali. 'Sesuatu' yang terdeteksi oleh alat elektronik Dokter Alison boleh jadi merupakan roh yang dijelaskan Alquran.
Karena itu, tidur dapat direnungkan sebagai simulasi mati. Baik dalam tidur maupun mati, roh samasama pergi dari tubuh manusia. Namun, perbedaannya ada di pengembalian.
Ketika roh tidak dikembalikan maka dipastikan kita akan mati. Jika suratan itu terjadi, roh yang berada di genggaman Allah SWT akan masuk ke alam barzakh dan tidak kembali ke alam dunia.
Hal ini senada dangan apa yang telah dikabarkan Allah ribuan tahun silam dalam Al Quran Surah Az-Zumar ayat 42.
_“Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir.”_
Maka sungguh, rasanya kita kurang bersyukur manakala saat tidur tidak meniatkan jika bangun akan bersegera beribadah padaNya. Bukankah karena Rahman RahimNya kita masih diperkenankan menghirup segarnya udara pagi?
Lantas, ketika anak kita masih terlelap. Tak tergerakkah hati kita untuk membangunkannya? Mengajarinya bersyukur padaNya adalah sebuah pelajaran paling berharga bagi anak ketika di rumah.
Mereka akan mengingat orang tuanya yang begitu perhatian padanya, karena selalu mengingatkan pada Rabb nya. Yang telah mengajarinya agar menjadi hambanya yang taat padaNya. Sudahkah kita bersabar melakukan setiap harinya?
Sidoarjo, 30/01/2020
https://www.remajaperubahan.com/2021/02/sholat-subuh-tanda-awal-syukur-kepadanya.html
_Oleh: Abdullah Makhrus_
Siapa yang tidak kenal dengan Ayahnya? Anda semua pasti tahu betapa berartinya seorang Ayah dalam hidupmu. Bagi seorang anak, tidak banyak yang bisa menceritakan sosok seorang Ayahnya. Entah karena seringnya ia dimarahi, nasehat yang tak pernah digubrisnya atau karena ia jarang mau berbicara dengannya.
Sejak sebelum lahir, seorang Ayah sejatinya telah mempersiapkan segala hal, perlengkapan baik pakaian, kamar, nama terbaik buat anaknya ketika nanti lahir. Bahkan rencana Aqiqah anaknya guna menyempurnakan perintah sunnah Nabinya.
Semua Ayah sebenarnya sangat perhatian pada anaknya. Saat kita masih dalam kandungan seorang Ibu pun beliau merancang segalanya agar kelahiran putra/putrinya berjalan lancar. Beliau tidak ingin kita kekurangan satu apapun.
Membiarkan kita bermain dengan teman-teman sebayanya membuat seorang Ayah merasa anaknya sudah tumbuh lebih aktif dan belajar berinteraksi. Senyuman bahagia pun tak pernah lepas dari wajahnya.
Walau tak jarang kita dimarahi saat kita nakal dan tak mengindahkan nasehatnya. Tahukah Anda saat setelah seorang Ayah marah, di kamar beliau akan merasa sangat sedih, karena sesungguhnya seorang Ayah tidak pernah tega memarahi anak kesayangannya.
Beliau berusaha tegas di depan anak-anaknya agar kita tumbuh menjadi anak yang beretika bisa mengahargai orang tuanya. Marah bukan berarti tak sayang pada anaknya, namun beliau hanya ingin mengajarkan kepada kita bahwa apa yg kita lakukan adalah salah dan ingin memberi nassehat kebenaran yang kadang tak bisa diterima oleh sang anak.
Bahkan ketika seorang Ayah melarang satu dan lain hal pada anaknya, sebenarnya itu menunjukkan betapa takutnya jika masalah dan musibah akan menghampiri buah hatinya.
Saat anaknya tumbuh menjadi remaja, ayah sangat bahagia. Kebahagiaannya semakin bertambah saat mengetahui anak kesayangannya punya prestasi yang bisa dibanggakan. Saat beliau tahu kita berprestasi ingin rasanya memberikan pelukan hangat dan pertanyaan “Mau hadiah apa ?” Selalu ayah lontarkan sebagai balasan prestasi kita untuk beliau.
Beliau merasa pekerjaannya yang begitu berat selalu mencari uang terbayar saat melihat prestasi anaknya yang sangat membanggakan dirinya.
Namun entah kenapa ketika sang anak beranjak Remaja, entah benar atau salah, sebagian besar anak ada kecenderungan lebih percaya dengan kawan bermainnya. Ia lebih enjoy curhat dengan temannya dan jarang mengajak ayahnya berbicara. Bahkan nasehat Ayah dianggap angin lalu saja.
Waktu ayah bersama anaknya sebenarnya begitu singkat. Saat ia pergi bekerja ia jarang bisa berlama-lama bertemu anaknya. Apalagi saat anaknya pamit untuk pergi melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi baik itu ke Pondok Pesantren atau Perguruan Tinggi.
Saat itu ayah mulai merasa akan kesepian karena tidak melihat anaknya setiap hari lagi. Sedih rasanya, tetapi ayah selalu berusaha kuat. Ia tidak pernah menampakkan kesedihan didepan anaknya, seolah ia ingin mengatakan sebarat apapun masalahmu jangan kau mengeluh anakku.
Sampai akhirnya saat kita menemukan pasangan yang tepat dan siap menikah. Saat itulah ayah akan sangat sedih karena beliau tahu sebentar lagi anaknya punya kehidupan sendiri. Akan meninggalkan sang Ayah yang selama ini menyayanginya.
Resepsi nikah anaknya pasti membuat seorang ayah menangis. Menangis bahagia. Untuk anak laki-lakinya ayah hanya berpesan “jaga keluargamu kelak,jadilah pria tangguh untuk setiap persoalan”. Jika anaknya perempuan ayah berpesan “tanggung jawab ayah sudah selsai sampai disini. jadilah wanita hebat seperti ibumu. Berbaktilah pada suamimu dan tetap menjadi putri kebanggaan ayah“
Begitulah sosok seorang Ayah yang dengan caranya sendiri menunjukan kasih yang luar biasa sejak saat kita berada dalam kandungan Ibu sampai jelang pernikahan anaknya. Hanya saja sepertinya sang anak tak pernah tahu bagaimana perasaan Ayahnya.
cerita-inspirasi-motivasi, [22.01.21 06:28]
Katakanlah wahai anakku, *"Seorang ayah tidak berusaha menjadi yang terbaik tapi dia hanya berusaha melakukan yang terbaik untuk anaknya. Karena dia berharap akan selalu ada doa anak untuknya saat dia tiada."*
Karena itu, selagi engkau masih hidup bersamanya. Dengarkan nasehatnya, balas kebaikannya dengan melakukan yang terbaik buat ayahmu saat ini. Buatlah ayahmu bangga memiliki anak sepertimu. Berbaktilah sebaik mungkin padanya, karena ingatlah sekali lagi sungguh waktu perjumpaan dengan ayahmu hanya sebentar saja.
Sidoarjo, 22/01/2021
t.me/ceritamotivasi
Fb/IG/Youtube: abdullahmakhrus
Telegram: t.me/ceritamotivasi
Web: www.abdullahmakhrus.com
2 Comments
Sands Casino: 100% Up To $10K Jackpots - Seattle
ReplyDeleteSo whether you're new to the Downtown North, you've 샌즈카지노 come to งานออนไลน์ the casino. We've got games, a large selection of slots 온카지노 and some cool progressives.
Then, as an everyday participant, you can to|you possibly can} declare daily deposit bonuses all week long whenever you make a deposit of either $30, $75 and $150. It shares its community with quantity of|numerous|a variety of} different reputable on-line on line casino and uses state-of-the-art software program. You can play the likes of Texas Hold’em and Omaha all day long towards hundreds of different gamers. And end result of|as a end result of} traffic is so high 24/7, it’s simply the best place to turn up, select a game, 코인카지노 – and begin competing.
ReplyDelete