RESENSI BUKU: ICE BREAKERS FOR TEACHER

Peresensi: Abdullah Makhrus

Judul buku: ICE BREAKERS FOR TEACHER
Penulis : Aries Setiawan
Penerbit : Filla Press
Tahun : 2009
Tebal : xxii + 113
ISBN : 978-602-98892-3-9

MEMBACA buku yang berjudul “ICE BREAKERS FOR TEACHER” yang dieditori oleh Maria Magdalena ini membuat kita menemukan titik kunci. Bagaimana membuat suasana stagnan dan jenuh di dalam kelas ataupun forum yang beku menjadi pecah? Ulasan buku ini akan menjawabnya.


Penulis menjelaskan bahwa perlu ada ice breaker agar peserta merasa terlibat dalam forum. Apalagi kondisi siswa/peserta forum beragam sebelum mengikuti aktivitas belajar.  Di samping itu ada titik jenuh yang selalu terjadi manakala suatu forum dilaksanakan dalam durasi waktu yang lama. Selain itu, adanya keterbatasan dan daya tahan tubuh setiap orang dalam berkonsentrasi dalam menyerap informasi.


Penulis mengungkapkan ice breaker bertujuan untuk mengarahkan otak agar berada pada kondisi alfa dan beta. Manfaat ice breaker sendiri cukup banyak. Di antaranya proses penyampaian materi menjadi maksimal. Tumbuh motivasi peserta dalam belajar. Termasuk di dalamnya akan menguatkan hubungan antara pemateri dan peserta.


Dalam buku ini disediakan tujuh macam ice breaker. Ada teknik tepuk, senam, permainan(game), teka-teki, menyanyi, story telling, kalimat indah bermakna serta teknik visual.


Teknik tepuk biasanya paling sering digunakan karena sangat efektif mengondisikan dan mengosentrasikan peserta agar fokus di pertengahan waktu belajar dan perasaan senang ketika mengakhiri sesi belajar. Tidak butuh banyak waktu karena cukup dilakukan 1-3 menit saja.


Ada juga teknik gerakan senam sederhana, biasanya dilakukan gerakan yang tidak menguras tenaga, tidak membahayakan, tidak ada unsur pornoaksi, bersifat mendidik, unik dan tetap mengandung unsur kegembiraan/lucu.


Teknik permainan(games) bisa dilakukan menggunakan kegiatan simulasi yang melibatkan peserta yang mencerminkan hikmah/teladan.  Ada 15 contoh game yang sudah disiapkan dan kita tinggal menconteknya saja.


Teknik berikutnya adalah teka-teki. Teknik ini digunakan untuk merangsang rasa ingin tahu peserta serta membangun kreativitas mereka dalam membuat dan menjawab soal dari sisi yang unik. Penulis telah menyiapkan 25 contohnya buat pembaca.


Selanjutnya ada teknik menyanyi. Ini yang jarang digunakan oleh narasumber suatu forum. Padahal menyanyi ini bisa dilakukan dan disukai oleh anak-anak, remaja, maupun dewasa. Jika dikemas secara apik menyanyi akan membuat kelas menjadi ceria kembali. Kita bisa berkreasi dengan mengganti syairnya agar memberi kesan mendidik. Disediakan 10 lagu siap pakai untuk pembaca.


Ada lagi teknik bercerita. Dalam buku ini lebih mengarah pada strategi pembelajaran aktif yang di dalamnya terdapat kegiatan bercerita secara dominan. Ini bisa dilakukan antara 2-5 menit. Ada tujuh cara yang diajarkan untuk kita aplikasikan penerapannya.


Kalimat indah bermakna menjadi teknik ketujuh yang disajikan penulis. Kalimat ini merupakan kalimat yang terdiri dari kata-kata positif dan memotivasi forum yang mencerminkan suatu komunitas atau teladan yang didapatkan. Bisa menggunakan hadis, yel-yel sampai humor. Ada 9 jenis yang bisa kita pakai.


Terakhir, ada teknik visual. teknik ini menggunakan gambar atau tayangan berdurasi pendek yang mengandung unsur lucu atau unik. Tidak mengarah pada pornografi, lain dari yang lain atau informasi sederhana, tapi sifatnya mendidik. 


Kelihaian penulis tampak dalam menyajikan bahasan yang sederhana. Apalagi dilengkapi contoh-contoh konkrit yang siap pakai membuat pembaca tidak akan merasa bosan membaca halaman demi halaman buku


Kekuatan buku ini juga didukung dengan desain buku dengan ukuran kecil, hampir seukuran dengan buku saku yang simple dibawa. Diberikan pengantar singkat materi tiap bab membuat pembaca mudah memahami secara global apa yang akan dibahas pada bab yang  sedang dibaca. 


Ukuran huruf  dalam tulisan di buku ini dengan ukuran yang tidak terlalu kecil membuat mata  pembaca nyaman menikmati setiap rangkaian kata yang tersusun secara apik. Apalagi cover yang menarik dan menggambarkan isinya membuat titik henti setiap orang yang sedang melewati tumpukan buku yang berjejer bersebelahan dengannya.


Salah satu kutipan tulisan Bapak Tirto yang pernah saya baca dalam bukunya _A Good Leader is A Good Reader_  mengatakan,  "Untuk itu pembelajaran yang didesain dengan mengintegrasikan ice breaking (berupa gerak maupun lagu) akhirnya menjadi suatu keniscayaan agar pembelajaran menjadi tidak membosankan."


Namun, sebagai bagian akhir tulisan pendek ini, saya kutipkan endorsement atau testimoni Bapak Mim Saiful Hadi (Guru dan Kepala Sekolah SMP Al Hikmah Surabaya): _*“Buku ini penting bagi guru dan presenter karena dengan buku ini akan menemukan banyak cara kreatif mengelola perhatian dan antusiasme peserta. Buku ini juga disajikan dengan simple dan mudah dipraktekkan.”*_


Karena itu saya merekomendasikan sekali bahwa buku ini sangat layak Anda baca dan miliki . Terutama, jika anda adalah seorang guru atau presenter yang sering tampil di hadapan peserta.  Tentu, agar mereka mudah memahami apa yang kita sampaikan dan tidak jenuh mendengarkan penjelasan materi kita meski dalam durasi yang cukup lama. 


Apalagi kita yang berprofesi sebagai guru atau pun presenter, maka perlu harus terus belajar agar kemasan pembelajaran kita selalu menyenangkan di hadapan murid dan peserta forum belajar. Bukankah begitu?! (*)