Oleh: Abdullah Makhrus

JIKA Anda diminta memilih, mendingan menjadi Singa atau Kambing? Hmm… mungkin ada di antara Anda yang kemudian menjawab. Milih jadi kucing atau malah menjawab mending ga milih. Wkwkwk.. mungkin itu jawaban yang kerap Anda pilih. Padahal itu adalah jawaban yang salah.

Kenapa? Lha disuruh milih di antara dua pilihan kok malah memilih yang tidak disajikan. Tapi gapapa dech, hari ini saya cuman ingin ngulik ada sifat apa di antara sifat “mereka” berdua.

Ceritanya nih, saya lagi dengerin cerita salah seorang guru saya. Saat itu saya datang agak sedikit terlambat. Lebih duluan guru saya daripada saya di satu forum NGOPI “NGObrol sePutar Iman” #maafkanmuridmuini😊 .

Oke, saya lanjutkan. Ketika itu guru saya bertanya, ”Apa beda Singa dan Kambing dalam mencari makan?”. Karena tidak ada yang jawab dan otak saya lagi nge hank, lantas guru saya pun menjawab dengan jawaban yang cukup simple dan menarik bagi saya.

Beliau kemudian menjelaskan, singa mencari makan dengan cari mengejar mangsanya. Ia harus bersusah payah, mengeluarkan segenap tenaga agar ia mampu mendahului kecepatan lari mangsanya. Karena jika lebih lambat maka dapat dipastikan ia tidak bisa makan.

Sedangkan kambing, untuk makan ia cukup berjalan santai saja di padang rumput tempat ia berpijak. Tak perlu berlari-lari mengejar makanannya, karena makanannya tidak akan lari kemana-mana. Tidak perlu mengeluarkan efford yang besar untuk mendapatkannya.

Tapi, tapi tahukah kita bahwa yang dikenal oleh masyarakat sebagai raja hutan adalah Singa, bukan kambing. Kenapa demikian, karena ia telah membuktikan kepada seluruh penghuni hutan bahwa ia menjadi makhluk yang paling gigih dalam ”bekerja” guna memenuhi kebutuhannya.

Sedangkan kambing, kita sudah cukup paham akan santainya hewan ini dalam kesehariannya. Sehebat-hebat Kambing, dia berakhir saat disembelih oleh tuannya menjadi sate, gulai, atau kambing guling.

Namun kita tidak pernah mendengar ada sate Singa karena memang tidak semua orang berani menangkap apalagi menyembelih Singa. Benar kan?

Pelajarannya, seberapa besar dan sekuat apa ikhtiar yaang sudah kita upayakan. Menentukan hasil yang akan kita raih. Maka, cocok sekali dengan ungkapan Arab "Man Jadda Wa Jadda" memiliki arti, barang siapa yang bersungguh-sungguh, dia pasti berhasil.

Bahkan, kita diperintahkan jika sudah selesai melakukan aktivitas pekerjaan, maka kita harus bersiap melakukan pekerjaan lainnya.

فَاِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْۙ

"Apabila engkau telah selesai (dengan suatu kebajikan), teruslah bekerja keras (untuk kebajikan yang lain)" (QS. Al-Insyirah:7)

Melihat perbedaan pada singa dan kambing, sesungguhnya menjadi bahan belajar dan renungan bagi kita. Sudah sejauh mana kesungguhan kita dalam setiap ikhtiar yang kita upayakan dalam memenuhi apa yang ingin kita raih?

Apalagi sebagai muslim, dalam perkara menjemput rezeki kita tidak hanya dituntut sekadar bekerja keras saja layaknya singa. Namun, ada pedoman lain yaitu dengan mencari yang halal dan thoyyib(baik).

Karena itu mengamati dan merenungkan hewan ciptaan Allah kita bisa terus belajar. Benarlah Firman Allah,

_“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi serta pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal._ (QS. Ali Imran: 190)