Judul buku: PARENTime, 7 Tahun Pertama yang Begitu Berharga 
Penulis : Hilman Al Madani
Penerbit : PT Kiblat Pengusaha Indonesia
Tahun : 2023
Tebal : 136
ISBN : 978-623-99230-5-1


Oleh: Abdullah Makhrus

*_”Di Dunia ini tidak ada orang tua yang sempurna dan tanpa cela. Allah memberikan beberapa ‘celah’ berupa kekurangan, agar kita terus berkaca dan memperbaiki diri”_* 
(Hilman Al Madani)

MEMBACA buku yang berjudul “PARENTime, 7 Tahun Pertama yang Begitu Berharga” yang dieditori oleh Wanti Ayu Aprilian ini sungguh membuat kita sebagai orang tua menjadi merasa tertampar berkali-kali. 

Buku yang tebalnya 136 halaman ini menyajikan banyak hal sepele yang “Enteng” untuk dilakukan, namun sering dilupakan kebanyakan orang tua di dalam proses pengasuhan.

Buku yang dibuka dengan cerita tentang “Kisah Kasih Seekor Induk Trenggiling” ini begitu mengiris hati. Betapa tidak, induk trenggiling diceritakan dalam buku ini berupaya sekuat tenaga untuk melindungi anaknya, meski nyawanya menjadi taruhan demi menyelamatkan sang anak.

Ini seolah membuka mata hati kita sebagai orang tua. Yang selama ini kurang peduli dan kurang memberikan perhatian lebih. Membuat  jiwa anak-anak bangkrut, akibat semua tugas dan peran kita sebagai orang tua, sudah dengan ”riang gembira” kita subkontrakkan pada berbagai ”kontraktor” yang kita bayar (ART, baby sitter, guru les, dan sebagainya).  

“Kalau kita menganggap sebuah pekerjaan di luar sana penting, pertanyaan retoris dalam diri, kira-kira hadir di tengah-tengah anak, menguatkan dan mengokohkan anak-anak kita sama pentingnya kah?”. Sebuah pertanyaan reflektif ini rasanya penting menjadi bahan renungan kita bersama. 

Sadarkah kita? Kita yang ingin menjadikan anak-anak yang salih salihah, namun nyatanya kita tak pernah menyediakan quantity dan quality time untuk mereka. Seolah memberi penegasan pada diri bahwa mimpi memiliki anak baik itu perlu keteladanan, bukan sekadar wacana yang  bersifat abstrak dan sulit direalisasikan.

Ada banyak hal yang diajarkan pada kita lewat pesan dalam buku ini.  Diantaranya, agar kita memulai dari yang seharusnya kita lakukan. Jangan menunggu masalah datang duluan. Kemudian peran apa yang bisa dilakukan oleh Ibu dan Ayah dalam proses pengasuhan. Hal ini sangat diperlukan agar anak  tak ’jatuh’ dan ’tumbang’ di tengah perjalanan.

Hal yang menarik dalam buku ini bisa Anda baca pada halaman 86, mengulas  “5 Alasan sederhana mengapa anak lebih suka games daripada berdekat-dekat dengan orang tuanya”. Pada penjelasan ini kita akan menemukan perbandingan antara kita selaku orang tua dan games. Mengapa pada akhirnya mereka memutuskan untuk ”jatuh hati” pada gamesnya, bukan pada kita?

Selanjutnya, banyak diulas sisi teknis sederhana bagaimana mengasuh anak-anak yang membutuhkan kematangan emosi kedua orang tuanya. Peran Ayah sebagai JPE(Jangkar Pengokoh Mental) dan Ibu sebagai JPE(Jaring Pengaman Emosi) yang kedua-duanya sangat dibutuhkan anak untuk menjadi pribadi yang tangguh(hal. 106).

Selain itu, banyak pula diberikan contoh-contoh mulai dari contoh teladan dari Rasulullah Muhammad, sahabat, serta aksi nyata orang tua yang berhasil mengasuh anaknya dengan berbagai model pendekatan. 

Terutama pendekatan model komunikasi yang bisa membuat anak-anak menjadi pribadi yang memiliki pola emosi EPA(Emosi-Pikir-Aksi). Apa maksudnya? Kita perlu mengasuh anak untuk mengelola emosinya. 

Dalam artian saat  emosi mendera pada anka-anak, mereka akan terlatih mengizinkan otak berpikir lebih dulu sebelum mengambil sebuah tindakan(aksi). Karena jika mereka baru berpikir setelah kejadian dari aksi negatif mereka, Ga Bahaya Ta 😊?

Penulis banyak memberikan pesan buat kita selaku orang tua agar tidak menyerah dan tidak bosan untuk terus belajar. Karena kekurangan kita sebagai orang tua bukan berarti kita tidak pantas menjadi orang tua, tetapi sebuah tanda bahwa banyak hal lain lagi yang perlu kita pelajari bersama.


Namun, sebagai bagian akhir tulisan pendek ini, saya kutipkan endorsement atau testimoni Bunda Elly Risman, Psi: “Buku yang ada di tangan Anda ini adalah saripati pengalaman beliau yang diramu dari berbagai perannya yang saya uraikan di atas. Selamat menyimak, semoga buku ini membawa manfaat dalam mengasuh dan membesarkan buah hati Anda.”

Karena itu saya merekomendasikan bahwa buku ini sangat layak Anda baca dan miliki dan karena ini akan membuka mindset berpikir Anda untuk menjadi orang tua yang benar. Karena memang tidak ada sekolah untuk orang tua, Jangan hanya bermodal nekad menjadi orang tua, karena akibat “mal praktik” kita bisa berdampak fatal buat masa depan anak-anak kita.

Ingat, suatu saat kita tidak lagi di samping anak-anak kita. Kelakatan atau _bounding attachment_ ini perlu kita bangun agar mampu menjadi kontrol internal pada diri anak. Seperti pepatah Afrika yang mengatakan; ”Selama tidak ada bahaya di dalam diri, atau dengan kata lain selama ada ketangguhan di dalma diri, sebahaya apapun ancaman dari luar, tidak akan membahayakan”.

Penasaran untuk memiliki dan membaca lengkap buku ini untuk mengetahui langkah-lagkah menjadi orang tua yang bisa melekat dengan diri anak? Anda bisa menghubungi saya 😊
Sudah siapkah Anda membacanya? []

24 Juni 2023,
Ditulis dalam perjalanan kereta api SRITANJUNG dari Sidoarjo menuju Yogyakarta menghadiri workshop menulis nasional bersama Komunitas Rumah Virus Literasi(RVL)

*) Abdullah Makhrus adalah penulis artikel bebas sekaligus penulis buku berjudul "1 Pesan 1 Peristiwa" dan "Rahasia 15 Menit Membuat Blog dan Website Pribadi Bagi Pemula"
Follow me at:
www.abdullahmakhrus.com -  t.me/ceritamotivasi