DULU,ketika belajar matematika di bangku SMP kita pernah mengenal istilah Diagram venn. Diagram yang menjelaskan mengenai hubungan antar-himpunan yang memiliki kesamaan antar-nilai maupun jumlahnya di dalam suatu kelompok. Dinamai diagram venn karena mengacu kepada penemunya sendiri, yaitu ilmuwan asal Inggris bernama John Venn.
Konsep mengenai diagram venn ini dicetuskan oleh John Venn pada tahun 1880. Konsep tersebut diungkap dalam buku yang berjudul ‘On the Diagrammatic and Mechanical Representation and Reasoning’ yang diterbitkan dalam Philosophical Magazine and Journal of Science S. 5 Vol. 9 No. 59. Juli 1880.
Supaya lebih paham mengenai diagram venn, alangkah lebih baiknya jika kita mengetahui apa itu himpunan. Sebab Himpunan ini menjadi elemen utama dalam diagram venn. Tanpa adanya himpunan, diagram venn tidak bisa disusun.
Himpunan inia dalah kumpulan objek yang dapat dijabarkan secara jelas, seperti jumlah atau frekuensi data. Untuk memudahkan, himpunan dituliskan dengan tanda kurung seperti misalnya {1,2,3} dan {topi, baju, celana, sepatu]
Ada banyak simbol dalam Diagram Venn, salah satunya adalah himpunan bagian. Bagian di dalam diagram venn disimbolkan dengan ⊂. Jadi, ketika ada pernyataan A ⊂ B, berarti A merupakan bagian B. Artinya seluruh anggota himpunan milik A juga milik himpunan B (sampoernaacademy.sch.id).
Saya tidak akan menjelaskan lebih jauh tentang diagram Venn, karena saya nanti Anda akan mengira saya akan menjelaskan tentang teori matematika. Padahal, saya akan bercerita tentang menjadi bagian atau golongan mana diri kita saat hidup di dunia. Uraian di atas, anggap saja sebagai pembuka cerita di bawah ini.
Hehehe.. peace ✌️
Golongan manusia di dunia ini menurut guru saya yaitu Ust. Dr. Faqih Syarif H, M. Si ada dua macam. *Pertama, adalah golongan yang sedikit. Kedua, golongan kebanyakan.* Seperti apa penjelasannya. Simak setelah pesan-pesan berikut ini. #iklan
*Golongan pertama adalah golongan yang sedikit.* Dari namanya maka golongan manusia tipe ini jumlah tidak banyak, hanya segelintir orang saja.
*Golongan kedua adalah golongan kebanyakan.* Maka, jumlah orang atau pengikut dari golongan ini jumlahnya banyak sekali. Pada umumnya kebanyakan manusia menjadi bagian di kelompok ini.
Dalam Al-Qur’an, banyak sekali diceritakan tipe-tipe manusia yang termasuk golongan yang sedikit maupun yang golongan kebanyakan. Saya hanya akan mencuplik beberapa contoh saja di bawah ini.
*GOLONGAN SEDIKIT*
*QS.Al Mulk:23*
قُلْ هُوَ الَّذِيْٓ اَنْشَاَكُمْ وَجَعَلَ لَكُمُ
السَّمْعَ وَالْاَبْصَارَ وَالْاَفْـِٕدَةَۗ قَلِيْلًا مَّا تَشْكُرُوْنَ
Katakanlah,
“Dialah Zat yang menciptakanmu dan menjadikan bagimu pendengaran, penglihatan,
dan hati nurani. (Akan tetapi,) *sedikit
sekali kamu bersyukur.”*
*QS.
Al A'raf: 3*
اِتَّبِعُوْا مَآ اُنْزِلَ اِلَيْكُمْ مِّنْ
رَّبِّكُمْ وَلَا تَتَّبِعُوْا مِنْ دُوْنِهٖٓ اَوْلِيَاۤءَۗ قَلِيْلًا مَّا
تَذَكَّرُوْنَ
Ikutilah
apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan janganlah kamu ikuti pelindung
selain Dia. *Sedikit
sekali kamu mengambil pelajaran.*
*QS.
Al Haqqah: 41-42*
وَّمَا هُوَ بِقَوْلِ شَاعِرٍۗ قَلِيْلًا مَّا
تُؤْمِنُوْنَۙ
Ia
(Al-Qur’an) bukanlah perkataan seorang penyair. *Sedikit sekali kamu beriman
(kepadanya).*
*GOLONGAN KEBANYAKAN*
*QS.
Yasin:7*
لَقَدْ حَقَّ الْقَوْلُ عَلٰٓى اَكْثَرِهِمْ
فَهُمْ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Sungguh,
benar-benar berlaku perkataan (ketetapan takdir) terhadap *kebanyakan mereka,
maka mereka tidak akan beriman.*
*QS.
Asy-Syuara: 190*
اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيَةً ۗوَمَا كَانَ
اَكْثَرُهُمْ مُّؤْمِنِيْنَ
Sesungguhnya
pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Allah), tetapi *kebanyakan mereka
tidak beriman.*
*QS.
Yunus:36*
وَمَا يَتَّبِعُ اَكْثَرُهُمْ اِلَّا ظَنًّاۗ اِنَّ
الظَّنَّ لَا يُغْنِيْ مِنَ الْحَقِّ شَيْـًٔاۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ ۢبِمَا
يَفْعَلُوْنَ
*Kebanyakan
mereka hanya mengikuti dugaan. Sesungguhnya dugaan itu tidak sedikit pun
berguna menyangkut (perolehan) kebenaran.*
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka lakukan.
*QS.
Al Furqan: 50*
وَلَقَدْ صَرَّفْنٰهُ بَيْنَهُمْ لِيَذَّكَّرُوْاۖ
فَاَبٰىٓ اَكْثَرُ النَّاسِ اِلَّا كُفُوْرًا
Sungguh,
Kami benar-benar telah mempergilirkannya (hujan itu) di antara mereka agar
mereka mengambil pelajaran. Akan tetapi, *kebanyakan
manusia tidak mau (bersyukur),* bahkan mereka mengingkari (nikmat).
Sebenarnya, masih banyak sekali ayat Al-Qur’an yang menjelaskan dua perbedaan golongan tipe manusia sebagaimana contoh di atas. Saya hanya mengambil sedikit contoh saja sebagai data referensi.
Apa maknanya? Kadangkala kita perlu memilih menjadi golongan yang sedikit. Karena menjadi golongan yang sedikit itu biasanya termasuk kategori yang unik dan istimewa.
Mari kita ambil contoh riilnya. Ada berapa orang yang menjadi juara dalam suatu
perlombaan dibandingkan jumlah keseluruhan peserta lomba? Tentu jumlahnya
sedikit bukan?.
Berapa banyak orang di antara jutaan dokter yang berprofesi menjadi dokter spesialis? Tentu jumlahnya sedikit, maka ia akan dicari oleh pasien yang membutuhkan penanganan khusus. Meski harus mengeluarkan biaya yang cukup mahal. Tidak sembarangan orang bisa melakukannya.
Berapa banyak orang yang yang suka membaca buku dibandingkan membaca sosial media? Tentu jumlahnya sedikit. Karena itu orang yang suka membaca buku, biasanya pengetahuannya akan lebih luas dibandingkan hanya menjadi pembaca sosial media.
Berapa banyak orang yang memilih menjadi penulis dibandingkan hanya menjadi pembaca postingan tulisan yang bertebaran di dunia maya? Tentu jumlahnya sedikit. Karena itu peluang menjadi penulis sesungguhnya masih terbuka bagi Anda karena belum banyak yang melirik dan mau mencobanya.
Terakhir, berapa banyak orang yang mau beri’tikaf di masjid di sepuluh malam terakhir Ramadan? Sekali lagi, jawabannya jumlahnya masih sedikit. Karena itulah kita masih menjumpai di akhir Ramadan Mall lebih ramai daripada masjid.
Mereka yang menghidupkan malam-malam Ramadan dengan terus bermunajat, mereka ini adalah orang-orang yang istimewa. Bahkan mereka bisa mendapatkan peluang besar mendapatkan hadiah dari Sang Pencipta alam semesta. Hadiah istimewa, bisa bertemu dengan Lailatul Qodar.
So, setelah membaca panjang lebar uraian celoteh saya. Kita akan memilih menjadi golongan yang mana? Golongan yang sedikit atau golongan kebanyakan? Pilihan itu tentu saja ada di tangan kita.
Tentukan pilihan yang tepat, agar Allah bisa mengangkat derajat kita dan keluarga di akhirat. Agar kita bisa berkumpul kembali, sehidup sesurga. InsyaAllah. Doa ini saya panjatkan untuk Anda pembaca setia tulisan-tulisan saya. Aamiin.
Abdullah Makhrus
Sidoarjo, 31 Maret 2024
1 Comments
Alhamdulilah siap ustadz. Golongan yg sedikit dan benar
ReplyDelete