MENARIK membaca tulisan berjudul “Dapat Apa Yaa... dari Menulis?” karya bunda Sri
Sugiastuti atau lebih sering dipanggil Bu Kanjeng. Tulisan ini megingatkan dan
sangat memotivasi saya dan siapa saja yang ingin mendapatkan spirit untuk terus
menulis.
Bu Kanjeng yang mendapatkan gelar kehormatan sebagai Ratu
Antologi menyebutkan, setidaknya ada enam manfaat menulis. Manfaat itu antara
lain:
1. Mendapatkan
kepuasan batin
2. Mendapatkan
kepuasan materi
3. Terjalin
silahturahmi
4. Menjadi orang
kaya sedunia(kaya hati dan sahabat)
5. Hati merasa
bahagia
6. Membuat lebih
bijak(tidak mudah emosi)
Nah, biar lengkap menjadi sepuluh, maka saya akan
menambahkan tiga manfaat lainnya. Apa saja itu?
Ketujuh, bisa berfoto bersama orang-orang penting di
seluruh Indonesia. Dengan memiliki karya buku, kita punya banyak kesempatan
untuk bisa berswafoto dengan orang-orang terkenal. Anda bisa berfoto dengan
rektor, dosen, atau siapa pun orang hebat yang Anda temui.
Kedelapan, bisa dikenal dunia. Sebagaimana banyak quote motivasi menulis,
“Jika ingin mengenal dunia maka MEMBACALAH. Dan jika ingin dikenal dunia maka MENULISLAH.
Nampaknya benar adanya. Dengan menulis buku kita bisa lebih dikenal oleh manusia dari belahan bumi yang lain”
Saya merasakan pengalaman ini. Ketika menulis buku, dulu
punya mimpi bahwa buku ini suatu saat akan dibaca oleh orang-orang di seluruh
tanah air, bahkan sampai ke negara lain. Atas izin Allah, diberikan satu
kesempatan bisa belajar dengan beberapa guru dari luar negeri saat mengikuti
pelatihan STEM yang diselenggarakan oeh SEAQIM SEAMEO di Jogja.
Akhirnya, saat perpisahan kegiatan buku ini saya
hadiahkan sebagai oleh-oleh untuk
guru-guru tersebut. Hingga akhirnya, buku ini pun bisa berpindah,
menjelajah belahan bumi lain. Saat ini,
buku ini telah berada di negara Thailand, Laos, Vietnam, Pilipina, dan
Malaysia.
Berfoto bersama Noraini Asran Binti A. Rahim, SK (1) Kuala Ampang, Malaysia. Foto: Dokumen Pribadi
Carina B. Buquing, DepEd Ilocos Sur, Cal-laguip Elementary School, Philippines. Foto: Dokumen Pribadi
Kesembilan, bisa menghasilkan mesin jariah pahala.
Bayangkan betapa banyak pahala yang Anda dapatkan ketika Anda menulis kebaikan.
Bukankah salah satu sumber mengalirnya pahala yang tak terputus itu ketika
seorang hamba meninggalkan ilmu yang bermanfaat. Apalagi ilmu itu mengabadi
dalam sebuah buku.
Para ulama mengatakan, ketika orang yang berilmu wafat,
maka ilmu mereka pun tetap kekal di tengah-tengah masyarakat. Di saat jasad
mereka tertanam di tanah kuburan, pahala mereka tetap bermunculan.
يموت العالم ويبقى كتابه
“Saat ulama pergi, buku-buku mereka tetap kekal abadi.”
Kesepuluh, Memerngaruhi orang lain. saya merasakan
sendiri, bahwa dari buku yang pernah saya baca, cukup mempengaruhi dan menyemangati saya untuk menulis.
Salah satu buku bacaan yang menarik dan akhirnya
memengaruhi saya untuk terus menulis adalah buku berjudul “MENULIS ITU MUDAH,
40 Jurus Jitu Mewujudkan Karya”. Tulisan Prof. Ngainun Naim inilah yang menjadi
energi bagi saya untuk terus menulis.
Salah satu jurus ke 15 yang beliau tulis dalam artikel
berjudul Formula Satu Hari Lima Paragraf ini cukup menantang dan menarik jika
kita memang berniat ingin mewujudkan tulisan, termasuk jika kita ingin
menghasilkan karya buku. Setidaknya satu buku dalam hidup kita.
Jika gajah mati meninggalkan gading, maka ketika kita
mati, setidaknya tinggalkanlah warisan ilmu berupa buku. Inilah satu-satunya
warisan yang tak akan lekang oleh waktu. Anda setuju? Mari menulis buku sekarang
juga!!
4 Comments
Barakallah. Insya Allah, setelah kembali nanti, akan saya pesan buku itu, atau buku-buku terkait. Terima kasih atas motivasinya, Mas Ustadz
ReplyDeleteWah ...jadi pingin menyatukan foto-foto bersama orang penting memegang buku saya....
ReplyDeleteExcellent...congrats Bro...
ReplyDeleteMantab mari terus menulis
ReplyDelete