ثَوَابُ الحَسَنَةِ الحَسَنَةُ بَعْدَهَا

“Balasan dari kebaikan adalah kebaikan setelahnya.”



RAMADAN, baru saja kita tinggalkan. Kenangan indah saat bersamanya tentu jangan mudah dilupakan. Bukankah banyak kenangan manis yang masih lekat di ingatan?

 

Yuk kita ingat-ingat sebentar, memori kebaikan yang pernah kita torehkan saat bersama mantan kekasih “Ramadhan”. Sejenak mari kita ingat, beberapa kebiasaan yang sudah pernah kita lakukan.

 

Mari kita flashback rekaman ingatan kebiasaan baik yang telah kita latih bersama Ramadan. Mungkin kita bisa lanjutkan kebiasaan itu di bulan Syawal. Mengapa harus dilanjutkan kebiasaan-kebiasaan itu di bulan ini?

 

Syawal-Dari bahasa Arab Sawaal, yang berarti “menaikkan”. Syawal artinya bangkit(dalamislam.com).  Maknanya kita semestinya melatih diri agar ibadah kita terus menanjak, bukannya menghilang tanpa meninggalkan jejak.

 

Lantas, apa saja yang bisa kita lakukan untuk mnejaga kebiasaan-kebiasaan baik yang sudah kita torehkan pada “prasasti” takwa yang kita peroleh saat ramadan?

 

Pertama, jaga kebiasaan sedekah

Kebiasaan sedekah sering kali kita lakukan saat ramadan. Mulai berbagi takjil, zakat, infak, dan sedekah dalam bentuk lainnya sudah kita lakukan. Nah, salah satu kebiasaan yang bisa kita terus jaga adalah dengan terus melatih kebiasaan sedekah.

 

Bagaimana caranya? Sisihkan sebagian uang  untuk sedekah harian. Bisa kita siapkan untuk sedekah di masjid atau keropak/kaleng infak untuk anak yatim dhuafa yang akan kita salurkan setiap saat atau setiap bulannya. Tidak harus dengan nominal besar, yang penting bisa kita rutinkan.

 

Kita tentu ingat ada hadis sebagaimana diceritakan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

 

"Setiap pagi ada dua malaikat yang turun mendampingi seorang hamba. (Malaikat) yang satu berdoa, 'Wahai Allah, berikanlah ganti bagi dermawan yang menyedekahkan hartanya'.Sedangkan malaikat yang satunya lagi berdoa, 'Ya Allah, musnahkanlah harta si bakhil (orang yang pelit menyedekahkan hartanya)." (HR Muslim)

 

Karena itu selalu siapkan dan sisihkan sebagian harta kita untuk sedekah. Tak perlu menunggu kaya untuk sedekah. Karena sedekah itu bukan karena kita mampu, tapi karena kita mau.

 

Kedua, Sempatkan membaca Al-Qur’an

Sesibuk apa pun diri kita, sempatkan membaca Al-Quran. Walaupun hanya sedikit waktu yang tersisa, bacalah. Sebagian orang malas membaca Al-Quran karena merasa tidak mempunyai waktu luang.

 

Padahal membaca Al-Quran itu bukan menunggu waktu luang tapi luangkanlah waktu untuk membaca Al-Quran. Salah satu cara untuk bisa melakukan itu adalah sempatkan membaca Al-Quran di pagi hari. Usai sholat subuh, sebelum segala aktifitas mulai memintas.

 

Bukankah kita ingat kabar gembira yang disampaikan Rasulullah shalallahu’alaihiwassalam?

 

“Bacalah oleh kalian Alquran. Karena ia (Al-Quran) akan datang pada hari kiamat kelak sebagai pemberi syafa’at bagi orang-orang yang rajin membacanya .” HR.Muslim.

 

Mari kita renungkan sebagian perkataan Ibnu Rajab Al-Hambali rahimahullah berikut.

 

..Karena Allah jika menerima amalan seorang hamba, Allah akan memberi taufik untuk melakukan amalan shalih setelah itu. Sebagaimana dikatakan oleh sebagian ulama, *‘Balasan dari kebaikan adalah kebaikan selanjutnya.*’ Oleh karena itu, siapa yang melakukan kebaikan lantas diikuti dengan kebaikan selanjutnya, maka itu tanda amalan kebaikan yang pertama diterima. .. *(Lathaif Al-Ma’arif, hlm. 388).*

 

Karenanya, yuk kita lakukan training lanjutan pasca syawal ini dengan terus latih dan jaga kebiasaan-kebiasaan baik di awal bulan Syawal. Agar iman tetap terkawal, tidak mudah terjegal oleh rayuan dan bisikan syetan yang nakal.